Wednesday, March 24, 2010

KEHEBATAN SURAH QULHUAALLAH


Pengajaran

"Allah tidak menjanjikan hidup ini tidak pernah susah,
bersuka-ria tanpa kesedihan, Panas tanpa hujan tetapi
ia memberi kita kekuatan, menenangkan kita semasa
kesedihan dan menunjukkan jalan yang
sebenar-benarnya.
Janganlah kita sombong dengan kelebihan yang sementara."



KEHEBATAN SURAH AL-IKHLAS

'Au zubillah himinashsyaitan nirrajim..bismilla hirrahmannirrahi m'

Tafsirannya:
Aku berlindung dengan Allah daripada syaitan yang direjam,
Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

Bacalah ayat ini sebelum anda memulakan apa-apa saja kerja kerana
dengan
bacaan ini akan keluarlah iblis dan syaitan yang berada didalam
tubuh kita dan juga di sekeliling kita, mereka akan berlari keluar umpama
cacing kepanasan.  Sebelum anda masuk rumah, bacalah ayat di atas,
kemudian bacalah surah Al-Ikhlas (iaitu ayat: Qulhuwallahu ahad.
Allahussamad. Lamyalid walam yu-lad. Walam yakul lahu kufuwan
ahad..) sebanyak 3 kali.

Masuklah rumah dengan kaki kanan dan dengan membaca bismillah...
Berilah salam kepada anggota rumah dan  sekiranya tiada orang di rumah
berilah salam kerana malaikat rumah akan menyahut. Amalkanlah bersolat
kerana salam pertama (ianya wajib) yang diucapkan pada akhir solat akan
membantu kita menjawab persoalan kubur.
Apabila malaikat memberi salam, seorang yang jarang bersolat akan sukar
menjawab salam tersebut. Tetapi bagi mereka yang kerap bersolat, amalan
daripada salam yang diucap di akhir solat akan menolongnya menjawab
salam malaikat itu.

Diriwayatkan oleh Iman Bukhari sabda Nabi Muhammad sa.w:
'Barang siapa membaca Qul huwa'llahu ahad 100,000 kali maka sesungguhnya
ia telah menebus dirinya dari  Allah, maka menyeru yang menyeru dari pihak
Allah di langit dan di bumi.  Kusaksikan bahwa sifulan itu telah menjadi pemendekaan
Allah sesungguhnya ia adalah pemerdekaan dari sisi Allah, Sesungguhnya ia adalah
pemerdekaan dari neraka'. Inilah yang dinamakan membaca Qulhua'llah ahad
satu hatam yaitu 100,000 kali dengan diwiridkan seberapa ribu kesanggupan kita
sehari..

Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud:

Barangsiapa membaca
surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia,
maka dia tidak akan membusuk di dalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan
kuburnya dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian
siratul mustaqim lalu menuju ke syurga. (Demikian diterangkan dalam Tadzikaratul
Qurthuby).
Rasulullah SAW pernah bertanya sebuah teka-teki kepada umatnya Siapakah antara
Kamu yang dapat khatam Qur'an dalam jangkamasa dua-tiga minit? Tiada seorang
dari sahabatnya yang menjawab. Malah Saiyidina Ummar telah mengatakan
bahawa ianya mustahil untuk mengatam Qur'an dalam begitu cepat. Kemudiannya
Saiyyidina Ali mengangkat tangannya. Saiyidina Ummar bersuara kepada Saiyidina Ali
bahawa Saiyidina Ali (yang sedang kecil pada waktu itu) tidak tahu apa yang
dikatakannya
itu. Lantas Saiyidina Ali membaca surah Al-Ikhlas tiga kali. Rasulullah SAW menjawab
dengan mengatakan bahawa Saiyidina Ali betul. Membaca surah Al-Ikhlas sekali
ganjarannya sama dengan membaca 10 jus kitab Al-Quran... Lalu dengan membaca surah
Al-Ikhlas sebanyak tiga kali qatamlah Quran kerana ianya sama dengan membaca 30 jus
Al-Quran.

Berkata Ibnu Abbas r.a. bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:

Ketika saya (Rasulullah SAW) israk ke langit, maka saya telah melihat Arasy di atas 360,000
sendi dan jarak jauh antara satu sendi ke satu sendi ialah 300,000 tahun perjalanan.

Pada tiap-tiap sendi itu terdapat padang sahara sebanyak 12,000 dan luasnya
setiap satu
padang  sahara itu seluas dari timur hingga ke barat. Pada setiap    padang sahara itu terdapat
80,000 malaikat yang mana kesemuanya membaca surah Al-Ikhlas.

Setelah mereka selesai membaca surah tersebut maka berkata mereka: Wahai Tuhan kami,
sesungguhnya pahala dari bacaan kami ini kami berikan kepada orang yang membaca surah
Al-Ikhlas baik ianya lelaki mahupun perempuan...

Sabda Rasulullah SAW lagi:

Demi Allah yang jiwaku ditanganNya, sesungguhnya Qul Huwallahu Ahadu itu
tertulis di
sayap malaikat Jibrail a.s, Allahhus Somad itu tertulis di sayap malaikat Mikail a.s,
Lamyalid walam yuulad tertulis pada sayap malaikat Izrail a.s, Walam yakullahu kufuwan
ahadu tertulis pada sayap malaikat Israfil a.s.

Siapa membaca surah Fatihah, al-ikhlas, al-falaq, dan an-annas setiap satu sebanyak 7 kali
selepas solat jumaat, nescaya terpelihara dari perkara keji dan segala bala hinggalah ke
jumaat yang berikiutnya. .

Jika dibaca 3 surah ini al-ikhlas, al-falaq and an-nass pagi dan petang nescaya tidak
mengalami apa-apa kesusahan.


Nota:
Jika sekiranya kawan-kawan ingin mengumpul saham akhirat, sampaikanlah ilmu ini
kepada kawan2 yang lain. Sepertimana sabda Rasulullah SAW
'Sampaikanlah pesananku
walaupun satu ayat'. Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya
3 perkara yang akan dibawanya bersama :
1) Sedekah/amal jariahnya
2) Doa anak-anaknya yang soleh
3) Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada orang lain

Monday, March 22, 2010

Sudah Siapkah Menghadapi Kematian ?

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Sampai sejauh ini, tak ada orang yang hidup kembali dari kematiannya sehingga dapat berbagi cerita tentang pengalamannya, selama di alam kematian, dengan demikian mari kita gali dan kita keetahui perihal kematian, melalui Al-quran.

Kematian, sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, sangat jauh berbeda dari kematian medical, hal ini terkait dengan Surat Al – Waqiah yang artinya “Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat”. (QS. Al Waqiah (56) : 83 - 85).

Kematian orang beriman penuh berkah : “(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik, oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): Salaamunalaikum. Masuklah kamu ke dalam surga itu, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. An-Nahl (16) : 32)

Ayat-ayat ini menguak fakta penting tak terbantah tentang kematian: saat datangnya kematian, jalan yang dilalui oleh orang mati dan hal-hal yang dapat diamati merupakan pengalaman yang berbeda-beda, misalnya, seseorang yang menghabiskan seluruh hidupnya sebagai seorang kafir dan degil barangkali nampak mengalami “kematian yang damai”, Akan tetapi, ruh, yang berada pada dimensi berbeda, merasakan kematian yang menyakitkan.

Sedangkan ruh orang beriman, meskipun nampak menderita, seperti kaum muslimin dimanapun berada yang saat ini ditimpa dan menjadi korban gempa, misalnya, akan tetapi ruh mereka meninggalkan jasadnya dalam keadaan 'terhormat'.

Al-quran menjelaskan sejumlah kesukaran-kesukaran yang dialami orang kafir ketika nyawa mereka dicabut, karena malaikat membuat perhitungan dengan ruh atau jiwa orang kafir saat kematiannya: “Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? Yang demikian itu adalah karena mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa-apa yang menimbulkan) keridlan-Nya”. QS. Muhammad (47) : 27-28.

Dalam Al-quran dijelaskan pula mengenai “tekanan-tekanan sakaratul maut”, di mana saat itu malaikat mengabarkan tentang adanya azab yang kekal: “…………. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): ''Keluarkan nyawamu!'' Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar, dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya”. QS. Al-An’am (6) : 93.

”Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakan olehmu siksa neraka yang membakar” (tentulah kamu akan merasa ngeri). Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya”. QS. Al- Anfal (8) : 50-51.

Sebagaimana dijelaskan oleh ayat di atas, kematian orang kafir diliputi kesengsaraan, ketika orang-orang di sekitarnya melihatnya begitu tenang di pembaringan, sesungguhnya azab fisik dan spiritual sedang dialaminya, Malaikat maut mencabut nyawanya, menimpakan penderitaan dan kehinaan baginya. Dalam Alquran, malaikat yang mencabut nyawa orang-orang kafir digambarkan: “Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras”. QS. An-Naziat (79) : 1.

Tahap terakhir bagaimana nyawa atau ruh dicabut dijelaskan sebagai berikut : “Sekali-kali jangan! Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya); Siapakah yang dapat menyembuhkan? dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)”. (QS. Al-Qiyamah (75) : 26-29).

Saat itu, orang kafir mendapati kebenaran yang dibantahnya semasa hidupnya, Dengan kematian, ia akan menerima segala konsekuensi dari dosa dan bantahannya, Malaikat memukul punggungnya dan mencabut nyawanya dengan keras, dan itu hanya sebagian kecil dari duka panjang yang menantinya.

Sebaliknya, kematian orang-orang beriman merupakan awal dari kebahagiaan abadi. Tidak seperti orang kafir yang menderita kepahitan, “jiwa orang beriman dicabut dengan lemah lembut”. QS. An-Nazi’at (79) : 2.

“Dan Malaikat berkata; Salaamunalaikum ! Masuklah kamu kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. An-Nahl (16) : 32.

Ini sama seperti dalam keadaan tidur, dalam tidur, jiwa / ruh masuk ke dimensi lain, seperti digambarkan dalam ayat berikut : “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan”.  QS. Az-Zumar (39) : 42.

Ini adalah kebenaran tak terbantahkan mengenai kematian. Penampakan luar dari seseorang yang menjelang ajal yaitu tatkala malaikat memukul wajah dan punggungnya, maupun ketika nyawanya sampai ke kerongkongannya, hanya jiwa orang-orang yang mengalaminya yang dapat merasakan dan melihat gambaran ini. Akan tetapi, kematian sejati dirasakan di dalam setiap sudut oleh orang yang sedang sakaratul maut dalam dimensi yang sama sekali tidak dikenal oleh orang yang menyaksikan kematian dari luar. dengan kata lain, apa yang dialami dalam kematian adalah “perubahan dalam dimensi”.

Sudah banyak yang membuktikan dan melihat sebagai contoh yang telah Allah SWT tunjukan pada kita khususnya warga Jakarta dan Tangerang baru baru ini, Allah melindungi dan menjaga dari kehancuran akan tubuh seorang ulama dari Daerah Tangerang yang bernama : KH.Abdullah, atau pada daerah daerah lain dipenjuru bumi ini, bersama ini saya lampirkan cuplikan berita dan sumber dimaksud.

Dikubur 26 Tahun Jasad Masih Utuh Secara Teori Tidak Masuk Akal

Jakarta - Lahan seluas lapangan bulutangkis itu kini hanya tinggal puing-puing. Dulu di lahan tersebut berdiri sebuah musala yang diberi nama An-Najat. Di musala itu KH. Abdullah memberikan pengajian kepada murid-muridnya, sejak tahun 1950-an.

Nama Kiai Abdullah kini ramai menjadi perbincangan di Tangerang karena jasadnya yang sudah dikubur selama 26 tahun ternyata masih utuh bahkan bau wangi. Kondisi jenazah persis sama seperti saat dikubur dulu. Hanya tubuhnya agak menyusut saja, dan rambutnya memutih.

Sepanjang hidupnya, Kiai Abdullah banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengajar agama. Menurut Achmad Fathi, putra Kiai Abdullah, sewaktu muda Kiai Abdullah sempat dibimbing Kiai Mursan, seorang ulama yang tinggal di kampung Blenduk, Batu Ceper, Tangerang, yang letaknya sekitar 2 kilometer dari kediamannya.

Setelah 5 tahun menuntut ilmu di Kiai Mursan, pria kelahiran 16 Desember 1919 itu kemudian diperintah KH Marsan untuk menambah ilmu di Darul Ulum, Mekkah, Arab Saudi. Di sana ia belajar selama kurang lebih 7 tahun.

Kiai Abdullah akhirnya pulang ke tanah air setelah gurunya, Syekh Yasin, asal Padang, Sumatera Barat, memintanya pulang ke Indonesia, untuk menularkan ilmunya kepada masyarakat, khususnya di wilayah Batu Ceper, Tangerang.
"Ayah saya diperintahkan pulang untuk mengajar oleh Syekh Yasin, saat perang dunia ke II (1939-1945)," jelas Achmad Fathi saat ditemui detikcom.

Sesuai perintah gurunya, Kiai Abdullah kemudian mulai memberikan pengajian di sekitar rumahnya. Sistem pengajaran yang dilakukan Kiai Abdullah bukan model pesantren melainkan berbentuk majelis.
Lokasi pengajian dilakukan di Musala An-Najat sejak beduk Magrib hingga jam sembilan malam. Usai pengajian, biasanya murid-murid  bermalam di musala dan pulang selepas salat Subuh berjamaah.

Materi pengajian yang diajarkan Kiai Abdullah berupa ilmu Fiqih (hukum) maupun tafsir Al Quran. Adapun kitab-kitab yang diajarjakan, antara lain, Jurmiyah, Nahwu, Shorof, Fathul Qorib, Fathul Muin, maupun tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaludin As-Suyiti.

Saat mengajar, sang kiai dikenal sangat tegas. Namun meski dikenal galak dalam mengajar, murid-muridnya justru semakin hari semakin bertambah. Mereka umumnya datang dari daerah Batu Ceper dan wilayah Tanggerang.
Selain mengajarkan ilmu agama, Kiai Abdullah juga mengajarkan murid-muridnya cara bercocok tanam. Saat siang hari biasanya murid-muridnya bekerja di sawah maupun kebun pepaya milik Abdullah. "Murid-murid kalau siang hari ditugasi mengelola sawah dan kebun milik keluarga kami," jelas Achmad Fathi.

Kesolehan dan ilmu yang mumpuni yang dimiliki Kiai Abdullah lama-lama tersiar ke seantero Tangerang. Itu sebabnya, Pemda Tangerang pada tahun 1973 memintanya untuk menjadi Wakil Ketua Pengadilan Agama Tengerang.
Namun sekalipun telah bekerja di pemerintahan, sikap sederhana dan rendah hati tetap melekat dalam diri Kiai Abdullah. Setiap bekerja ia hanya menggunakan sepeda ontel.

Jarak antara rumahnya ke Pengadilan Agama Tangerang berjarak sekitar 10 kilometer. "Kata bapak hidup sederhana dan apa adanya merupakan perintah Nabi Muhammad SAW. Karena itu selama hidup bapak tidak mau hidup secara berlebih-lebihan," jelas Abdul Zibaki, anak Kiai Abdullah Lainnya.

Selama hidup Kiai Abdullah memiliki tiga orang istri, yakni Rohani, Maswani, dan Romlah. Ia pertama menikah dengan Rohani, yang merupakan putri gurunya, KH Mursan, sekitar tahun 1945. Dari pernikahannya dengan Rohani, dikarunia dua orang anak. Namun tidak lama setelah melahirkan anak kedua, Rohani meninggal dunia.

Selang dua tahun kemudian Kiai Abdullah menikah lagi dengan Maswani, yang merupakan tetangga rumahnya. Dari Maswani, Kiai Abdullah dikaruniai 5 orang anak. Dan lagi-lagi istri keduanya ternyata pergi menghadap Sang Pencipta lebih dulu darinya. Maswani wafat tahun 1980.

Setelah kematian istri keduanya Kiai Abdullah sebenarnya tidak mau menikah lagi. Namun karena desakan anak-anaknya, ia akhirnya menikah dengan Romlah, warga tetangga Desa Juru Mudi. "Kami merasa kasian sama bapak karena tidak ada yang mengurusinya. Makanya kami mendesaknya untuk menikah lagi," tutur Mukhtar Ali, anak sulung Kiai Abdullah.

Namun dari pernikahannya dengan Romlah, Kiai Abdullah tidak dikaruniai anak hingga ia wafat pada 22 Oktober 1983. Kiai Abdullah meninggal dunia lantaran penyakit ginjal yang dideritanya. Sebelum meninggal ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Kiai Abdullah dimakamkan di belakang musala An-Najat berdasarkan wasiat yang disampaikannya kepada anaknya, Mukhtar sebelum meninggal. Sang kiai beralasan ingin dikubur di sana mengingat musala itu merupakan tempat perjuangannya pertama kali di dunia dakwah.

Musala tempatnya pertama kali mengajar seakan menjadi kenangan sendiri bagi Abdullah. Meskipun ia sebenarnya juga telah mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang diberi nama Islahuddiniyah, sejak tahun 1970-an. Lokasi madrasah itu persis berada di depan rumah Kiai Abdullah.

Soal utuhnya jasad Kiai Abdulah setelah dikubur selama 26 tahun dikatakan salah seorang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Said Budairy sebagai karunia Allah. Menurutnya, jenazah itu dilindungi oleh Allah.

"Kejadian seperti itu sudah sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Dan biasanya yang jasadnya seperti itu adalah orang-orang yang hafidz Alquran dan alim," jelasnya.

Ditambahkannya, untuk melihat kealiman si jenazah bisa dilihat dari perjalanan hidup almarhum. "Dan kalau seperti yang saya dengar kiai itu sebagai orang yang ahli ilmu, itu sudah tidak salah lagi. Berarti kiai itu dilindungi Allah di dalam kuburnya," imbuhnya.

Sementara Agus Hendratno, anggota Ikatan Ahli Geologi Yogyakarta mengatakan, dari teori geologi, memang bisa saja jasad manusia yang dikubur akan tetap utuh.

Penyebabnya mungkin saja di dalam tanah itu tidak terdapat hewan organik yang bisa mengubah jasad manusia, seperti kulit dan daging menjadi tanah.
Menurut Agus, dalam peristiwa utuhnya jenazah Kiai Abdullah mungkin saja bisa disebabkan di liang lahat tidak terdapat hewan organik.

"Sebenarnya peristiwa utuhnya jenazah masuk lebih kepada urusan spiritual. Tapi kalau mau dikait-kaitkan ke dalam teori geologi, bisa saja di liang lahat itu tidak terdapat hewan organik," urainya Tapi, kata Agus, bila lokasi tanah yang berair dan lembab seperti di wilayah Batu Ceper, yang dikenal dahulunya merupakan daerah rawa-rawa, teori itu terbantahkan. Dengan kata lain Agus berpendapat jika peristiwa utuhnya jenazah Kiai Abdullah sangat unik dan di luar kebiasaan. (ddg/iy).


Sumber: : berbagai sumber dan :
http://www.detiknews.com/read/2009/08/21/173439/1187447/159/secara-teori-tidak-masuk-akal

QS. Al-Baqarah (2) :154. “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”.

Semoga bermanfaat bermanfaat

Wassalamualaikum wr wb



Mujiarto Karuk

Wednesday, March 17, 2010

Bersama Ummu Nabilah di Tanah Haram


Ummu Nabilah sedang solat sunat tawwaf di depan Multazam 3 pagi. Malam pertama Ummu iqtiqaf dalam Masjidil Haram



Saat yang paling sahdu buat Ummu dapat melaku sholat sunah dalam hijir ismail, pada masa ini suasana di Masjidil Haram amat kurang sibuk dan Ummu berpeluang melaku sholat-sholat sunat yang lain. ALLAH telah mengabulkan doa nya bersholat sebanyak mungkin didalam Hijir Ismail merupakan sebahagian dalam Kaabah.

Abu telah dapat peluang sholat dan berdoa dibawah pancur emas hampir setiap malam, wallahuaqlam, Abu telah diberitahu oleh sahabat Abu yang merupakan besan kepada Ulamak Malaysia yang tersohor supaya banyak-banyak berdoa disini, syukur pada MU YA ALLAH kerana ENGKAU telah menjemput kami. Betapa besar nikmat YA ALLAH




Pada sehari sebelum kami pulang ke Tanah Air, Ummu dan Abu berpeluang melihat dalam Kaabah ketika pintu Kaabah dibuka untuk dicuci. SubhanALLAH, peluang merupa anugerah ALLAH kepada kami. Kami melihat dengan jelas ketika kami tawwaf Umrah kali berapa....Abu tak ingat. Tapi ini peluang yang Ummu dan Abu dapat dengan izin ALLAH SUBHANAHUWATA'ALA. Kami rasa ini merupakan nikmat yang perolehi ketika kami menjadi tetamu ALLAH. Syukur pada ya ALLAH



Pintu Kaabah sebelum ditutup dengan kain bidang,

JANGAN SIA-SIAKAN SHALAT ANDA


Shalat merupakan amalan yang sangat penting dan salah satu rukun Islam yang agung. Oleh karena itu selayaknya setiap muslim memberikan perhatian yang besar terhadap urusan shalat. Shalat yang dilakukan dengan ikhlash dan memenuhi syarat dan rukunnya insya-Allah akan diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Namun ada juga shalat yang tidak diterima di sisi Allah meskipun syah, dan ada pula yang batil (tidak syah) dan tentunya Allah subhanahu wata’ala pun tidak akan menerima shalat tersebut.

Berikut ini beberapa kiat untuk menjaga agar shalat kita diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala, berpahala, dan tidak sia-sia. Semoga bermanfaat!!

1. Jangan Datangi Tukang Ramal

Orang yang mendatangi tukang ramal/juru tebak, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari, walaupun shalat yang dia kerjakan adalah syah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa yang medatangi tukang ramal ('arraf) lalu menanyakan kepada-nya tentang sesuatu (berkonsultasi), maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR. Muslim)

2. Hindari Parfum bagi Wanita yang Ingin Shalat di Masjid

Pada dasarnya wanita tidak dilarang shalat di masjid, namun shalat di dalam rumahnya adalah lebih utama. Andaikan seorang wanita ingin shalat di masjid, maka hendaknya dia memperhatikan ketentuan-ketentuan syara'. Di antara yang terpenting adalah tidak memakai parfum, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
"Wanita mana saja yang memakai wewangian untuk pergi ke masjid, maka tidak diterima shalatnya sebelum dia mandi sebagaimana ia mandi dari janabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani)

3. Laksanakan Shalat dengan Berjama’ah

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Barang siapa yang mendengar adzan lalu dia tidak memenuhinya, maka tidak ada shalat baginya kecuali karena ada udzur." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Albani)

Hal ini juga menunjukkan bahwa shalat berjama'ah hukumnya wajib bagi laki-laki yang tidak mempunyai udzur.

4. Jauhi Khamer (Miras)

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Barangsiapa meminum khamer, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari. Jika dia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

5. Jangan Bermusuhan Secara Tidak Haq

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima shalat mereka," (di antaranya).... dua orang yang saling bermusuhan." (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)

Yang dimaksud dengan bermusuh-an di sini adalah tidak bertegur sapa melebihi tiga hari dengan alasan yang tidak dibenarkan menurut agama.

6. Jangan Durhaka kepada Orang Tua dan Memutus Tali Silatur Rahim

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Allah tidak menerima amalan orang yang memutus tali silaturrahim." (HR. Ahmad)

Orang yang melakukan perbuatan di atas mendapatkan ancaman berupa shalatnya tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala, atau tidak berpahala, tetapi dari segi hukum shalatnya syah. Dan mereka tetap wajib melaksanakan shalat. Hal ini sebagai hukuman atau sanksi atas kesalahan yang dia lakukan.

Teks-teks dalil syar'i menunjukkan bahwa orang yang melakukan kesalahan tersebut di atas, maka shalatnya tidak diterima. Dengan tetap melaksanakan shalat, berarti kewajibannya telah gugur sehingga tidak terkena dosa meninggalkan shalat.

Untuk menjaga shalat agar syah dan tidak batil (sia-sia), berikut ini ditunjukkan kiat yang hendaknya kita perhatikan:

1. Shalatlah dalam Keadaan Suci

Orang yang dalam keadaan memiliki hadats, baik hadats besar maupun kecil, maka tidak syah bila mengerjakan shalat.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Allah tidak menerima shalat salah seorang di antara kalian, jika ia berhadats, sampai ia berwudhu." (Muttafaqun 'alaih). Dan juga sabda beliau yang lainnya, "Tidak akan diterima shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim)

2. Jauhi Sikap Riya'

Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa amal seseorang itu tergantung niatnya. Kalau orang melaksanakan shalat karena Allah, maka shalatnya akan diterima, sedangkan jika shalatnya bukan karena Allah, maka Allah subhanahu wata’ala tidak membutuhkannya. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah subhanahu wata’ala berfirman,
"Aku tidak butuh terhadap sekutu-sekutu, barangsiapa yang melakukan suatu amalan, yang di dalam amalan tersebut menyekutukan Aku dengan selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya." (HR. Muslim)

3. Jangan Bersikap Munafik

Orang munafik adalah orang yang mengaku Islam, namun dalam hatinya menyembunyikan kekufuran dan kebencian terhadap Islam. Dia tidak senang jika syariat Islam ditegakkan, dia membenci sunnah-sunnah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mengejek dan memusuhi Islam, atau mengatakan bahwa Islam itu hanya di masjid saja, sedang di luar masjid tidak perlu Islam lagi.

Maka orang seperti ini tidak akan diterima shalatnya sebelum ia bertobat. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya:
Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman." (QS. At-Taubah:65-66)
"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisa': 65)

4. Hindari Shalat di Masjid yang Ada Kuburannya

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Bumi keseluruhannya adalah masjid kecuali jamban dan kuburan." (HR. Abu Dawud, dishahihkn oleh Al-Albani).

Beliau juga telah bersabda,
"Janganlah kalian shalat menghadap ke kubur dan jangan duduk di atasnya." (HR. Muslim)
"Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan nashrani yang telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid-masjid." Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, "Rasulullah memperingatkan kita dari apa yang telah mereka lakukan." (Muttafaqun 'alaih)

Juga sabda beliau,
"Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan para nabi mereka dan kuburan orang-orang shaleh mereka sebagai masjid-masjid. Ingatlan, jangan kalian menjadikan kubur-kubur sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang yang demikian itu." (HR. Muslim)

Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat di masjid yang ada kuburannya tidak syah, jika dengan niat ingin bertabarruk dengan ahli kubur. Sedangkan jika hanya sekedar shalat, maka shalatnya itu tetap syah, namun pelakunya terjerumus ke dalam perbuatan yang dibenci (makruh).

5. Jangan Sekali-kali Melakukan Kemusyrikan.

Orang musyrik adalah orang yang memalingkan ibadah kepada selain Allah subhanahu wata’ala, seperti orang yang ber-taqarrub atau beribadah kepada orang yang telah mati dengan keyakinan bahwa orang yang telah mati ini dapat memberikan manfaat atau menghilang-kan madharat.

Ataupun orang yang menyembelih binatang karena selain Allah, sujud kepada mereka, berdo’a kepada mereka agar memenuhi hajat dan kebutuhan hidup. Meminta mereka agar memberikan barakah kepada diri, harta dan anak-anaknya. Begitu pula orang yang berkeyakinan bahwa ada makhluk yang mengetahui perkara ghaib dan memberikan manfaat selain Allah subhanahu wata’ala serta berkeyakinan bahwa dia dapat mengatur kehidupan ini.

Orang-orang seperti ini meskipun mengerjakan shalat, tetapi shalatnya tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala karena dia telah melakukan kesyirikan yang menyebabkan amal menjadi hilang lenyap.

Allah subhanahu wata’ala befirman, artinya:
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, "Jika kamu mempersekutu-kan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65)

Sumber: Shalatul Muslim, Fahd bin Sholih Al-Shuwailih. (Khalif Muttaqin) 

10 Adab Agar Doa Dikabulkan


Oleh: Ulis Tofa, Lc



dakwatuna.com – Ramadhan adalah syahrud du’aa’ –bulan berdoa-. Sehingga rangkaian ayat-ayat shaum yang panjang itu, disisipi seruan untuk berdoa. Allah swt. berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Pengalihan seruan dari orang-orang beriman terkait dengan hukum-hukum shaum, beralih pada seruan untuk Rasulullah saw. agar beliau mengajarkan dan mengingatkan orang-orang beriman, apa-apa yang mesti mereka perhatikan dalam pelaksanaan ibadah, baik berupa ketaatan maupun sikap ikhlas, juga bersimpuh hanya kepada-Nya dengan doa, doa yang mengantarkan mereka pada petunjuk dan jalan kebaikan. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah doa. Bahkan ada tiga kelompok yang doanya tidak akan tertolak:

“ثلاثة لا ترد دعوتهم: الصائم حتى يفطر، والإمام العادل، ودعوة المظلوم يرفعها الله فوق الغمام وتفتح لها أبواب السماء ويقول الرب: وعزتي وجلالي لأنصرنك ولو بعد حين ” (رواه أحمد والترمذي)

“Tiga kelompok yang tidak akan ditolak do’anya: Orang yang berpuasa sampai ia berbuka. Pemimpin yang adil. Dan do’a orang yang teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman: “Demi kemulian-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah beberapa waktu.” Ahmad dan At Tirmidzi

Doa adalah perwujudan rasa cinta seorang hamba kepada Allah swt., sekaligus pengakuan akan kebutuhan dan pertolongan-Nya. Hakikat doa sebenarnya juga meminta kekuatan dan kesanggupan dari Allah swt. Dalam doa ada makna memuji Allah swt., ada pengakuan bahwa Allah Maha Mulia lagi Maha Pemurah. Itu semua menjadi ciri pengabdian dan penghambaan. Rasulullah saw. bersabda:

من لم يسأل الله يغضب عليه

“Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah marah padanya.” Beliau juga bersabda:

“أفضل العبادة الدعاء“.

“Sebaik-baik ibadah adalah doa”

Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir dari Nabi saw. bersabda: “Doa adalah ibadah. Dan Tuhan Kalian menyeru: Berdoalah kalian kepada-Ku, Pasti Aku kabulkan doa kalian.” Rasulullah saw. juga bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling bakhil di antara manusia adalah orang yang pelit salam. Dan selemah-selemah manusia adalah orang yang tidak mau berdoa.”

Dari Salman berkata, Rasulullah saw. bersabda:

(لا يرد القضاء إلا الدعاء ولا يزيد في العمر إلا البر(

“Putusan atau qadha’ Allah tidak bisa ditolak kecuali dengan doa. Dan sesuatu tidak akan menambah umur kecuali kebaikan atau al-birr.”

Diriwayatkan dari imam Ahmad, Bazzar dan Abu Ya’la dengan sanad jayyid, dari Abu Said bahwa Nabi saw. bersabda:

عن أبي سعيد أن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: “ما من مسلم يدعو بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا
أعطاه الله بها إحدى ثلاث إما أن تعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الآخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها”. قالوا: إذا نكثر. قال: “الله أكثر”.

“Tiada setiap muslim berdoa dengan suatu doa, dalam doa itu tidak ada unsur dosa dan memutus tali silaturahim, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal; adakalanya disegerakan doanya baginya, adakalanya disimpan untunya diakhirat kelak, dan adakalanya dirinya dihindarkan dari keburukan.” Para sahabat bertanya: “Jika kami memperbanyak doa?” Rasulullah saw. bersabda: “Allah lebih banyak (mengabulkan doa).”

Rasulullah saw. bersabda: “Tiada di atas permukaan bumi seorang muslim yang berdoa kepada Allah dengan suatu doa kecuali Allah akan mendatangkan kepadanya apa yang ia pinta, atau Allah palingkan darinya keburukan. Ketika ia tidak berbuat dosa atau sedang memutus hubungan silaturahim.” 

Rasulullah saw. juga bersabda dalam hadits Qudsi, Allah swt. berfirman:

وقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: “إن الله يقول: أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه إذا دعاني”.

“Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku.”


Adab Berdoa



Pertama, Memakan makanan dan memakai pakaian dari yang halal.


Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa : Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan.?” Imam Muslim


Kedua, Hendaknya memilih waktu dan keadaan yang utama, seperti:



1. tengah malam, 

Rasulullah saw. bersabda:

: قال صلى الله عليه وسلم: “أقرب ما يكون الرب من العبد في جوف الليل الآخر فإن استطعت أن تكون ممن يذكر الله في تلك الساعة فكن”.

“Keadaan yang paling dekan antara Tuhan dan hambanya adalah di waktu tengah malam akhir. Jika kamu mampu menjadi bagian yang berdzikir kepada Allah, maka kerjakanlah pada waktu itu.”

Dari Jabir berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya bagian dari malam ada waktu yang apabila seorang hamba muslim meminta kebaikan kepada Allah dan sesuai dengan waktu itu, pasti Allah mengabulkannya.” Imam Ahmad menambah: “Itu terjadi di setiap malam.”


2. saat sujud.

Rasulullah saw. bersabda: “Dan adapun ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah kalian berdoa, niscaya akan diijabahi doa kalian.”


3. ketika adzan. 

Rasulullah saw. bersabda: “Ketika seorang muadzin mengumandangkan adzan, maka pintu-pintu langit dibuka, dan doa diistijabah.”


4. antara adzan dan iqamat.

Rasulullah saw. bersabda: “Doa antara adzan dan iqamat mustajab, maka berdoalah.”


5. ketika bertemu musuh.

Dari Sahl bin Saad, dari Nabi saw. bersabda: “Dua keadaan yang tidak tertolak atau sedikit sekali tertotak; doa ketika adzan dan doa ketika berkecamuk perang.”


6. ketika hujan turun.

Dari Sahl bin Saad dari Nabi saw. bersabda: “Dan ketika hujan turun.”


7. potongan waktu akhir di hari Jum’at.

Rasulullah saw. bersabda: “Hari Jum’at 12 jam tiadalah seorang muslim yang meminta kepada Allah sesuatu, kecuali pasti Allah akan memberinya. Maka carilah waktu itu di akhir waktu bakda shalat Ashar.”


8. doa seseorang untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya.

Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Darda’ berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, kecuali Malaikat berkata, bagimu seperti apa yang kamu doakan untuk saudaramu.” Dalam kesempatan yang lain Rasulullah saw. bersabda: “Doa seorang al-akh bagi saudaranya tanpa sepengetahuan dirinya tidak tertolak.”


9. hendaknya ketika tidur dalam kondisi dzikir, kemudian ketika bangun malam berdoa.

Dari Muadz bin Jabal dari Nabi saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang tidur dalam keadaan dzikir dan bersuci, kemudian ketika ia bangun di tengah malam, ia meminta kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah pasti mengabulkannya.”


Ketiga, Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat doa tangan.


Dari Salman Al-Farisi berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Maha Pemurah. Dia malu jika ada seseorang yang mengangkat kedua tangannya berdoa kepada-Nya, Dia tidak menerima doanya, nol tanpa hasil.”


Keempat, Dengan suara lirih, tidak keras dan tidak terlalu pelan


Rasulullah saw. bersabda: “Wahai manusia, sesungguhnya Dzat yang kalian berdoa kepada-Nya tidak tuli dan juga tidak tidak ada / gaib.”


Kelima, Tidak melampaui batas dalam berdoa.


Allah swt. berfirman: “Berdoalah kepada Tuhan kalian dengan penuh rendah diri dan takut (tidak dikabulkan). Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang melampaui batas.” Al-A’raf:55. Contoh melampai batas dalam berdoa adalah minta disegerakan adzab, atau doa dalam hal dosa dan memutus silaturahim dll.


Keenam, Rendah diri dan khusyu’.


Allah swt. berfirman:

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Al-Araf:55. 

Allah swt. berfirman dalam surat Al-Anbiya’:90:
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”


Ketujuh, Sadar ketika berdoa, yakin akan dikabulkan dan benar dalam pengharapan.


عن أبى هريرة قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: “ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه”،

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Berdoalah kepada Allah, sedangkan kalian yakin akan dikabulkan doa kalian. Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” Imam Ahmad

Rasulullah saw. juga bersabda: “Jika salah satu di antara kalian berdoa, maka jangan berkata: “Ya Allah ampuni saya jika Engkau berkenan. Akan tetapi hendaknya bersungguh-sungguh dalam meminta, dan menunjukkan kebutuhan.”

Sufyan bin ‘Uyainah berkata: “Janganlah salah seorang dari kalian menahan doa apa yang diketahui oleh hatinya (dikabulkan), karena Allah swt. mengabulkan doa makhluk terkutuk, iblis laknatullah alaih. Allah swt. berfirman: “Berkata iblis: “Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: “(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh.” Al-Hijr:36-37


Kedelapan, Hendaknya ketika berdoa memelas, menganggap besar apa yang didoakan dan diulang tiga kali.


Ibnu Mas’ud bekata: “Adalah Rasulullah saw. jika berdoa, berdoa tiga kali. Dan ketika meminta, meminta tiga kali. Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah satu di antara kalian meminta, maka perbanyaklah atau ulangilah, karena ia sedang meminta kepada Tuhannya.”


Kesembilan, Hendaknya ketika berdoa dimulai dengan dzikir kepada Allah dan memujinya dan agar mengakhirinya dengan shalawat atas nabi saw.



Kesepuluh, Taubat dan mengembalikan hak orang yang dizhalimi, menghadap Allah dengan ringan.


Dari Umar bin Khattab ra. berkata: “Sesungguhnya saya tidak memikul beban ijabah, akan tetapi memikul doa, maka ketika saya telah berupaya dalam doa, maka ijabah atau dikabulkan akan bersamanya.”
Ia melanjutkan: “Dengan sikap hati-hati dari apa yang diharamkan Allah swt. Allah akan mengabulkan doa dan tasbih.”

Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan kecuali orang yang sadar dalam berdoa. Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan dari orang yang mendengar, melihat, main-main, sendau-gurau, kecuali orang yang berdoa dengan penuh keyakinan dan kemantapan hati.”

Dari Abu Darda’ berkata: “Mintalah kepada Allah pada hari di mana kamu merasa senang. Karena boleh jadi Allah mengabulkan permintaanmu di saat susah.” Dia juga berkata: “Bersungguhlah dalam berdoa, karena siapa yang memperbanyak mengetok pintu, ia yang akan masuk.”

Dari Hudzaifah berkata: “Akan datang suatu zaman, tidak akan selamat pada zaman itu, kecuali orang yang berdoa dengan doa seperti orang yang akan tenggelam.”
Menghindari kesalahan dalam berdoa

Ada beberapa praktek doa yang disebagian umat muslim masih terus berlangsung, padahal itu menjadi penghalang doa dikabulkan. Di antaranya adalah:


Pertama, Berdoa untuk keburukan keluarga, harta dan jiwa.


Dari Jabir ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian berdoa untuk kemadharatan diri kalian, dan jangan berdoa untuk keburukan anak-anak kalian. Jangan berdoa bagi keburukan harta-harta kalian. Janganlah kalian meminta kepada Allah di satu waktu yang diijabah Allah, padahal doa kalian membawa keburukan bagi kalian.” Imam Muslim


Kedua, Terlalu keras dalam berdoa.


Allah berfirman:

“Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al-Asmaaul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu (doamu) dan janganlah pula merendahkannya. Dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” Al-Isra’:110


Ketiga, Melampau batas. 


Seperti berdoa agar disegerakan adzab, doa dengan dicampuri dosa dan memutus tali silaturahim.


Keempat, Berdoa dengan pengecualian.


Contoh: “Ya Allah, ampuni saya jika Engkau berkenan.”


Kelima, Tergesa-gesa.


Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Akan diijabahi doa kalian, jika tidak tergesa-gesa. Sungguh kamu telah berdoa, maka atau kenapa tidak diijabahi?” Imam Bukhari

Demikian, uraian singkat tentang keutamaan doa di bulan Ramadhan, adab berdoa, waktu-waktu yang istijabah, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berdoa. Semoga kesungguhan doa kita, terutama di bulan suci ini didengar Allah swt., Amin. Allahu a’lam.

Friday, March 5, 2010

Ingatan bagi pelupa: Fadilat baca 10 ayat surah al-Baqarah


Assalamualaikum warahmatullah,

Saya baru saja selesai mentelaah buku yang bertajuk "Zikir & Doa - Penangkal Gangguan Jin & Syaitan" oleh Jamaluddin Ibrahim Mydin (Penerbit al-Hidayah Publication) dan terserempak pula dengan doa yang sama yang dipetik dari BHarian 2010/01/25.


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
الٓمٓ (١) ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَ‌ۛ فِيهِ‌ۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ (٢) ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣) وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَىٰ هُدً۬ى مِّن رَّبِّهِمۡ‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ (٥) إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ (٦) خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡ‌ۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَـٰرِهِمۡ غِشَـٰوَةٌ۬‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ (٧) وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ (٨) يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ (٩) فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ۬ فَزَادَهُمُ ٱللَّهُ مَرَضً۬ا‌ۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡذِبُونَ (١٠)


DIRIWAYATKAN daripada Ibn Mas’ud r.a, katanya: “Sesiapa membaca 10 ayat daripada surah al-Baqarah ketika awal waktu siang, syaitan tidak akan menghampirinya hingga ke petang. Jika ia membacanya pada waktu petang, syaitan tidak mendekatinya hingga ke pagi. Ia juga tidak akan melihat sesuatu yang ia benci pada keluarga dan harta bendanya,” (Riwayat al-Darimi, al-Bhaihaqi di dalam kisah Syu’ab al-Iman).


بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

الٓمٓ (١) ذَٲلِكَ ٱلۡڪِتَـٰبُ لَا رَيۡبَ‌ۛ فِيهِ‌ۛ هُدً۬ى لِّلۡمُتَّقِينَ (٢) ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ (٣) وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٤)

(Surah al-Baqarah, ayat 1~4)


ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَىُّ ٱلۡقَيُّومُ‌ۚ لَا تَأۡخُذُهُ ۥ سِنَةٌ۬ وَلَا نَوۡمٌ۬‌ۚ لَّهُ ۥ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ‌ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشۡفَعُ عِندَهُ ۥۤ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦ‌ۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡ‌ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىۡءٍ۬ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَآءَ‌ۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ‌ۖ وَلَا يَـُٔودُهُ ۥ حِفۡظُهُمَا‌ۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِىُّ ٱلۡعَظِيمُ 

(Surah al-Baqarah ayat 255 - Ayat Kursi)


لَآ إِكۡرَاهَ فِى ٱلدِّينِ‌ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَىِّ‌ۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا‌ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (٢٥٦) ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَـٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ‌ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَـٰتِ‌ۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلنَّارِ‌ۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٢٥٧

(Surah al-Baqarah ayat 256~257)


لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَا‌ۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡہَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡ‌ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرً۬ا كَمَا حَمَلۡتَهُ ۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ‌ۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ‌ۚ أَنتَ مَوۡلَٮٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (٢٨٦

(Surah al-Baqarah ayat 286)


Ibn Mas’ud r a, meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda: “Sesiapa membaca 10 ayat: Empat daripada awal surah al-Baqarah, ayat al-Kursi, dua ayat selepasnya dan ayat penutup surah al-Baqarah, nescaya syaitan tidak akan memasuki rumah itu hingga pagi,” (Riwayat al-Tabrani dalam al-Kabir dan riwayat al-Hakim, kata hadis dinilai Sahih).

Semoga bermanafaat.




Capaian entry berkaitan :
  1. Ayat Kursi hindari perbuatan pukau dan sihir
  2. Kelebihan surah-surah dalam al-Quran