Saturday, July 10, 2010

Dakwah Adalah Segalanya

Secara bahasa, kata dakwah sebagai bentuk mashdar dari kata da’a (fi’il madhi) dan yad’u (fi’il mudhari’) yang artinya memanggil (to call), mengundang ( to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo), mendorong (to urge) dan memohon (to pray) (Warson Munawir, 1994 : 439). Da’wah dalam pengertian ini dapat dijumpai dalam Al Qur’an yaitu pada surat Yusuf [12] : 33 dan Surat Yunus : 25.

Secara istilah pengertian da’wah dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan kesela-matan dunia dan akhirat.

Istilah da’wah digunakan dalam Al Qur’-an baik dalam bentuk fi’il maupun dalam bentuk mashdar berjumlah lebih dari seratus kali. Dalam Al Qur’an, da’wah dalam arti mengajak baik dalam hal kebaikan maupun keburukan, ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Islam dan kebaikan, 7 kali kepada neraka dan kejahatan.

Beberapa dari ayat tersebut :

1. Mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran ( QS. Ali Imran [3] : 104)

2. Mengajak manusia kepada jalan Alloh subhanahu wa ta’ala (QS an-Nahl [16] : 125)

3. Mengajak manusia kepada agama Islam (QS as-Shaff [61] : 7)

4. Mengajak manusia kepada jalan yang lurus (QS al-Mukminun [23] : 73)

5. Memutuskan perkara dalam kehidupan umat manusia, kitabulloh dan sunnatur-rosul (QS an-Nur [24] : 48 dan 51, serta QS Ali Imran [3] : 23)

6. Menggajak ke surga (QS al-Baqarah [1] : 122)

”Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Alloh subhanahu wa ta’ala, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf [12] : 108)

Dari ayat ini definisi da’wah di dalam Islam adalah sebagai kegiatan mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain ber-dasarkan bashirah (ilmu yang benar) untuk meniti jalan Alloh subhanahu wa ta’ala serta berjuang bersama meninggikan agama-Nya. Kata mengajak, memotivasi, dan mendorong adalah kegiatan da’wah dalam ruang lingkup tabligh. Kata bashirah untuk menunjukan da’wah itu harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. Kalimat meniti jalan Alloh subhanahu wa ta’ala untuk menunjukan tujuan da’wah yaitu mardhatillah. Kalimat istiqamah dija-lan-Nya untuk menunjukkan da’wah itu harus berkesinambungan. Sedangkan kali-mat berjuang bersama meninggikan agama Alloh subhanahu wa ta’ala untuk menunjukan da’wah bukan un-tuk menciptakan kesolehan pribadi saja tetapi juga terbentuknya masyarakat islami. Untuk mewujudkan masyarakat yang islami tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus bersama-sama (jama’i).

Maka dengan itu pengertian da’wah dapat disimpulkan dengan pengertian-pengertian sebagai berikut:

1. Da’wah adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam.

2. Da’wah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan sengaja.

3. Da’wah adalah suatu aktivitas yang pelaksanaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara atau metode yang halal.

4. Da’wah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dunia dan akhirat dengan dasar keridhoan Alloh subhanahu wa ta’ala.

5. Da’wah adalah usaha peningkatan pema-haman keagamaan yang mengubah pan-dangan hidup, sikap batin dan prilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntunan syari’at untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Da’wah adalah tugas yang mesti diemban oleh setiap pribadi dari Umat Islam, dan sama sekali tidak dapat dielakkan. Inilah sunnatulloh yang tak dapat dihindarkan. Tugas kemanusiaan bagi yang masih menyadari eksistensi fitriyah dirinya. Da’wah di jalan Alloh subhanahu wa ta’ala adalah kebutuhan pokok manusia. Tanpa da’wah manusia akan tersesat jalan, jauh dari tujuan yang diinginkan ar-Rahman. Para rosul dan nabi yang Alloh subhanahu wa ta’ala pilih dalam setiap fase adalah dalam rangka menegakkan risalah da’wah. Karenanya, persoalan da’wah bukan persoalan nomor ke sekian, melainkan persoalan pertama dan harus diutamakan di atas segala kepentingan.

Bila kita mengaku mencintai Rosululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam, maka juga harus mengaku bahwa berjuang di jalan da’wah adalah segala-galanya. Karena Rosululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam dan sahabat-sahabat-nya tidak saja mengorbankan segala waktu dan hartanya bahkan jiwa raganya untuk da’wah kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Walaupun rumah dan harta telah mereka bangun sekian lama di kota Makkah, tetapi mempertahankan iman dan menegakkan ajaran Alloh subhanahu wa ta’ala di bumi adalah di atas semua itu. Karenanya mereka tidak pikir-pikir lagi untuk berhijrah dengan meninggalkan segala apa yang mereka miliki. Mereka benar-benar paham bahwa iman dan da’wah pasti menuntut pengorbanan. Karenanya dalam berbagai pertempuran para sahabat berlomba untuk melibatkan dirinya. Mereka merasa berdosa jika tidak ikut terlibat aktif. Tidak sedikit dari mereka yang telah gugur di medan tempur. Semua ini menggambarkan kesungguhan dan kejujuran mereka dalam menegakkan risalah da’wah yang taruhannya bukan hanya harta benda melainkan juga nyawa.

Sebarkanlah salam


Salam Menimbulkan Kasih Sayang
Berilah salam terutamanya kepada sesama Islam dan sesama jantina kerana salam menimbulkan kasih sayang. Dalam sebuah hadith yang diriwayatkan Imam Muslim tentang salam. “Kamu tidak akan masuk syurga, sehingga kamu beriman. Kamu tidak akan beriman, sehingga kamu saling menyayangi. Mahukah aku tunjukkan kepada kamu semua, sesuatu yang dengan melakukannya, maka akan wujud rasa sayang-menyayangi? Tebarkan salam”
Beri Salam Samada Kenal atau Tidak
Seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah dalam hadisnya yang bermaksud, “Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah perkara yang terbaik di dalam Islam?” Beliau menjawab: “Memberi makanan dan memberi salam kepada orang yang kau kenal atau tidak kau kenal” (HR. Bukhari dan Muslim)
Salah satu daripada alamat kiamat ialah orang Islam tidak memberi salam kecuali kepada orang yang dikenali sahaja.
Daripada Abil Ja’di berkata, telah bertemu Abdullah seorang lelaki, maka berkata lelaki itu; “Assalamualaik ya Ibnu Mas’ud”. Abdullah bin Mas’ud berkata; “Benarlah Allah dan RasulNYA sesungguhnya aku mendengar Rasulullah berkata; “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah, seseorang lelaki melalui satu masjid tetapi tidak melakukan solat 2 rakaat, dan tidak memberi salam kecuali kepada orang-orang yang dikenali sahaja.” Riwayat ibnu Khuzaimah.
Daripada Abdullah Bin Masu’d RA, Rasulullah bersabda, “ Sebelum berlaku kiamat, orang-orang Islam memberi salam kepada orang tertentu sahaja dan berkembangnya perniagaan sehingga seorang isteri bersyarikat dengan suaminya dalam perniagaan (Riwayat Imam Ahmad dan Al Hakim)


Firman Allah SWT :
[7:179] Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Hadis Rasulullah SAW:
Dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah SAW., sabdanya: "Siapa yang tasbih tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, takbir tiga puluh tiga kali, jadi jumlahnya sembilan puluh sembilan kali, kemudian dicukupkannya seratus dengan membaca: "La ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir. Maka diampuni Allah segala kesalahannya, walaupun sebanyak buih di lautan." (Hadis riwayat Muslim)


Istana Nabi Sulaiman




Dikatakan kepadanya : " Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman : " Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca" Berkatalah Balqis :"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam"."(QS An Naml 44)


Catatan sejarah mengungkapkan pertemuan antara Sulaiman dengan Ratu Saba berdasarkan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang "ratu" yang pernah berada di kawasan ini hidup antara 1000 s/d 950 SM dan melakukanperjalanan ke Utara ( ke Jerusalem).

Keterangan lebih terperinci tentang apa yang terjadi diantara dua orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari dua negara ini, pemerintahan mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya diterangkan dalam Surat An Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An Naml, memulai keterangannya tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa oleh seekor burung Hud, salah satu tentara nabi Sulaiman kepadanya :

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata;"Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

Allah, tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Ársy yang besar". Berkata Sulaiman :"Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta." ( QS An Naml 22-27).



Setelah menerima berita dari burung hud ini, Sulaimanpun memberikan perintah sebagai berikut :

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan".(QS. An Naml: 28).

Setelah ini, al-Qur'an mengemukakan kejadian yang berkembang setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:

Berkata ia (Balqis) : "Hai pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya): "Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".

Berkata dia (Balqis) ; "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".

Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".

Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan dan demikian pulalah apa yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh utusan-utusanku itu.




Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaimanpun berkata: Äpakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Kembalilah mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".

Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar siapakah diantara kamu sekalian yang sanggp membawa singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:"Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut terletak dihadapannya, iapun berkata :Ïni termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni'mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; maka kia akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenali(nya)".

Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?". Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".

Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya ( untuk melahirkan ke-Islamannya), karena sesungguhnya ia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca". Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS An Naml 29-44).

Sebuah peta yang menunjukkan dua buah jalur perjalanan ratu Saba.



Istana Sulaiman

Dalam surat dan ayat yang menerangkan tentang ratu Saba, Nabi Sulaiman juga disebutkan. Dalam Al Qurán diceritakan bahwa Sulaiman mempunyai kerajaan serta istana yang mengagumkan dan banyak perincian lain yang diberikan.

Berdasarkan ini, Sulaiman dapatlah dikatakan memiliki teknologi yang maju dimasanya. Di istananya terdapat berbagai karya seni dan benda-benda berharga, yang mengesankan bagi semua yang menyaksikanya. Pintu gerbang istana terbuat dari gelas. Penyebutan Al Qurán dan akibatnya terhadap ratu Saba disebutkan dalam ayat berikut :

. Dikatakanlah kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca". Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".(QS An Naml 44).
Setelah kuil Sulaiman dihancurkan, satu-satunya dinding/tembol kuil yang tersisa diubah menjadi "Tembok ratapan"oleh Yahudi. Setelah penaklukan Jerusalem di abad 7, kaum Muslim membangun Masjid Umat dan Kubah Batu dimana kuil tersebut dahulunya berada. Dalam gambar disebelah kanan tampak Kubah Batu.

Istana Nabi Sulaiman disebut dengan "Solomon Temple/Kuil Sulaiman" dalam literatur bangsa Yahudi. Saät ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang tersisa dari bangunan kuil atau istana yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall"oleh orang Yahudi. Alasan mengapa istana ini, sebagaimana banyak tempat lain yang berada di Jerusalem kemudian dihancurkan adalah dikarenakan tindakan jahat serta kesombongan dari bangsa Yahudi. Hal ini diberitahukan oleh Al Qurán sebagai berikut :

Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.(QS al Isra 4-7).

Kuil Sulaiman memiliki teknologi yang paling maju saat itu dan pemahaman estetika yang unggul. Pada gambar di atas ditunjukkan pusat kota Jerusalem selama masa pemerintahan Nabi Sulaiman.
1) Pintu Barat daya
2) Istana Ratu
3) Istana Sulaiman
4) Pintu gerbang dengan 32 pilar
5) Gedung pengadilan
6) Hutan Libanon
7) Kediaman pendeta tingkat tinggi
8) Pintu masuk ke kuil
9) Alun-alun kuil
10) Kuil Sulaiman

Seluruh kaum yang disebutkan dalam bab-bab terdahulu patut mendapatkan hukuman karena pemberontakan mereka dan ketidak bersyukuran mereka atas karunia Allah, dan makanya merekapun ditimpa bencana. Setelah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa negara dan wilayah, dan akhirnya menemukan sebah rumah di tanah suci pada masa Sulaiman, bangsa Yahudi sekali lagi dihancurkan karena perilaku mereka yang diluar batas, dan karena tindakan mereka yang merusak dan membangkang. Yahudi modern yang telah menetap di daerah yang sama dengan daerah dimasa lalu, kembali menyebabkan kerusakan dan "berbesar hati dengan kesombongan yang luar biasa" sebagaimana mereka lakukan sebelum peringatan yang pertama.

Thursday, July 8, 2010

Ramalan Rasulullah

Rasulullah SAW pernah meramalkan perkara ini dan tiada satu pun perkataan Baginda melainkan benar belaka:“Kamu akan mengikuti jejak langkah umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehinggalah jika mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka. Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Yahudi dan Nasrani? Nabi SAW bersabda: Siapa lagi kalau bukan mereka.” (Hadis riwayat Muslim) 

Sejarah Islam di China

Etnik Salar merupakan salah satu daripada 10 etnik minoriti yang beragama Islam di China. Mereka kebanyakannya tinggal di Kaunti Autonomi Etnik Salar Xunhua, Provinsi Qinghai. Etnik Salar mempunyai sejarah selama lebih 800 tahun dan kebudayaan yang gemilang.
Bertolak dari Xining, ibu kota Provinsi Qinghai dengan menaiki kereta dan melalui gunung-ganang serta bukit-bukau, tibalah di Xunhua, bahagian tenggara Provinsi Qinghai yang berdekatan Sungai Kuning. Walaupun Xunhua terletak di kawasan dataran tinggi, namun cuacanya amat selesa seperti di kawasan selatan China.

Semakin dekat dengan Xunhua, semakin ramai kelihatan penduduk Etnik Salar berjalan-jalan di kedua-dua belah jalan. Ada wanita etnik tua Salar berjalan sambil memegang sebatang cangkul, nampaknya baru selesai bekerja di ladang dan akan pulang ke rumah. Ada juga pemuda etnik Salar yang menunggang motosikal dengan dibonceng oleh isterinya. Terdapat beberapa orang perempuan etnik Salar sedang bekerja di ladang, dengan tudung mereka telah menyerikan tanah ladang yang menghijau dan luas.
Mukim Jiezi di Xunhua merupakan tempat kediaman terawal bagi etnik Salar selepas mereka berhijrah dari Asia Tengah pada ratusan tahun yang lalu. Sebuah patung batu unta putih yang terletak di tengah persimpangan jalan merupakan mercu tanda Xunhua.
Unta putih dianggap sebagai lambang Etnik Salar. Han Fulin, seorang sarjana etnik Salar telah menceritakan sebuah legenda yang penuh keajaiban mengenai unta putih kepada wartawan. Legenda tersebut tentang penghijrahan Etnik Salar dari Asia Tengah ke timur dan akhirnya menetap di Xunhua sehinggalah sekarang.
"Mengikut ceritanya, lebih 800 tahun yang lalu, terdapat Puak Salar yang tinggal di Samarkand, Asia Tengah. Ketua Puak Salar, Mahmud al-Kashgari amat dihormati dan disayangi oleh rakyat tempatan sehingga beliau dicemburui oleh Maharaja negara itu. Maka puaknya yang dipimpin oleh Mahmud terpaksa berhijrah ke timur untuk mengelakkan malapetaka. Mereka berharap agar dapat mencari sebuah tempat kediaman yang damai dan harmoni.
Mereka bertolak menuju ke timur dengan membawa seekor unta putih. Mereka merentasi gunung-ganang dan merentasi padang pasir dengan keyakinan kepada Allah, sehingga akhirnya mereka tiba di kaki sebuah gunung berwarna merah di pesisir Sungai Kuning. Sewaktu itu, unta putih itu tiba-tiba menghilang. Barang-barang yang diangkut oleh unta putih itu termasuklah air dan tanah yang dibawa dari tempat asal mereka serta senaskhah salinan al-Quran tulisan tangan yang sangat berharga, semuanya turut hilang. Mereka berasa sangat cemas dan mencari-cari sepanjang malam. Akhirnya mereka mendapati bahawa unta putih itu sudah menjadi sebuah patung batu di tepi sebuah mata air. Semua barang yang diangkut oleh unta putih itu tetap berada di atas bonggolnya.
Orang ramai berasa terkejut akibat keajaiban yang berlaku itu. Air dan tanah yang terdapat dari tempat asal mereka adalah sama dengan air dan tanah di tepi mata air tersebut. Sejak itulah, mereka telah menetap di tempat yang berdekatan mata air tersebut dan bergaul dengan etnik-etnik tempatan seperti etnik Tibet dan lain-lain. Puak tersebut ialah etnik Salar pada masa sekarang yang penduduknya seramai kira-kira 100 ribu orang. Manakala tempat kediaman mereka adalah Xunhua pada hari ini."
Menurut catatan sejarah, nenek moyang etnik Salar yang sebenarnya telah berhijrah dari Samarkand, iaitu Turkmenistan sekarang ini dan menetap di Xunhua, Provinsi Qinghai pada akhir zaman Dinasti Song dan awal zaman Dinasti Yuan.
Jadi, di manakah sekarang terletaknya salinan al-Quran tulisan tangan dalam legenda tersebut?
Profesor Ma Chengjun, Presiden Kolej Ilmu Etnik dan Antropologi Universiti Minzu Qinghai menunjukkan bangunan yang bercorak Arab sambil berkata: "Itulah Muzium Simpanan Salinan al-Quran Tulisan Tangan Etnik Salar China."
"Tahukah saudara, hanya tinggal tiga naskhah salinan al-Quran tulisan tangan di seluruh dunia setakat ini? Salah satu daripadanya tersimpan di sini, kaunti Xunhua."
Muzium Simpanan Salinan Al-Quran Tulisan Tangan Etnik Salar China yang berhampiran Masjid Besar Jiezi Xunhua siap dibina pada tahun 2006. Salinan Al-Quran tulisan tangan tersebut mempunyai nilai sejarah yang amat penting dan merupakan bukti sejarah penghijrahan etnik Salar.
Dimaklumkan bahawa sebuah kumpulan pakar yang terdiri daripada sarjana agama Islam serta ahli arkeologi telah melakukan penilaian terhadap salinan al-Quran tulisan tangan tersebut pada bulan September tahun 2004. Mereka berpendapat bahawa salinan al-Quran tulisan tangan tersebut dihasilkan pada abad ke-8 hingga 13 Masihi dan merupakan salinan al-Quran tulisan tangan yang paling lama di China setakat ini.
Menurut Ma Chengjun, salinan al-Quran tulisan tangan ini berlainan dengan salinan al-Quran tulisan tangan yang lain di China kerana ini bukan disalin oleh orang Islam China, tetapi berasal dari negara-negara Arab. Jadi, salinan al-Quran tersebut juga mempunyai makna yang penting bagi Islam seluruhnya.
Salinan al-Quran tulisan tangan ini pernah dipamerkan di Syria pada tahun 1954. Setelah itu, salinan al-Quran tersebut disimpan di Istana Budaya Minzu Beijing selama lebih 20 tahun.
Selain daripada etnik Salar, juga terdapat penduduk etnik Tibet tinggal di Xunhua. Rumah asal Panchen ke-11 adalah terletak di Xunhua.
Encik Han Zhanxiang, budayawan kalangan rakyat etnik Salar memberitahu wartawan bahawa mereka amat terhutang udi kepada Panchen ke-11 kerana beliau memberikan bantuan yang cukup besar untuk mendapatkan salinan al-Quran tulisan tangan itu dipulangkan semula dan disimpan di Xunhua. Kata beliau,
"Panchan ke-11 pernah meninjau ke Xunhua pada tahun 1979. Kami menulis sepucuk surat kepada badan berkenaan kerajaan pusat memohon agar salinan al-Quran itu dipulangkan kepada Xunhua. Panchan ke-11 membantu kami membawa surat tersebut ke Beijing. Dan akhirnya, Istana Budaya Minzu Beijing bersetuju memulangkannya kepada Xunhua."
Pada tahun 1982, salinan al-Quran tulisan tangan disimpan dalam Masjid Besar Jiezi hingga tahun 2006.
Sebanyak 1.5 juta yuan RMB diperuntukkan oleh Jabatan Artifak Negara untuk memelihara salinan al-Quran tersebut pada tahun 2004.
Orang etnik Salar pandai menyanyi. Pelbagai muzik yang bercirikan etnik tersendiri telah dihasilkan seiring dengan perkembangan semasa. "Hua Er" ialah sejenis cara menyanyi dan disukai ramai di bahagian barat laut China.
Han Zhanxiang sangat berminat akan "Hua Er" Etnik Salar sejak mudanya lagi. Biasanya "Hua Er" dinyanyikan secara spontan. Perasaan riang serta pemandangan indah digabungkan semasa beliau menyanyikan "Hua Er".
Lagu "Hua Er" yang penuh dengan ciri etnik Salar ini bukan sahaja menceritakan pemandangan yang istimewa di Xunhua, tetapi juga menggambarkan kehidupan Etnik Salar yang bahagia.

Tuesday, July 6, 2010

Peninggalan Nabi Muhammad SAW

Jarak masa hidup rasul dengan kita kira-kira adalah 1.400 tahun. oleh karena itu mudah mudahan foto-foto berikut ini menambah wawasan kita atau bahkan akan mengubati kerinduan kita pada rasulullah ..

Foto-foto ini semua adalah koleksi yang tersimpan dari berbagai tempat di beberapa negara: Muzium peninggalan Nabi di Istanbul Turki, Jordan, Iraq dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

baju Nabi Muhammad S.A.W.:

baju dan peralatan Nabi Muhammad S.A.W.:
     topi perang Nabi Muhammad S.A.W.:

kotak gigi Nabi Muhammad S.A.W.:

gigi dan rambut Nabi Muhammad S.A.W.:


telapak kaki Nabi Muhammad S.A.W.:

tulisan tangan Nabi Muhammad S.A.W.:

kunci ka'bah pada zaman Nabi Muhammad S.A.W.:

jubah Nabi Muhammad S.A.W.:

pedang Nabi Muhammad S.A.W.:





__._,_.___

Friday, July 2, 2010

Hadith Palsu Dalam Solat

1. SEMBAHYANG DENGAN MEMAKAI SERBAN


Ertinya : Sembahyang dengan memakai serban itu ( ganjarannya ) sama dengan 25 sembahyang yang tidak memakai serban dan sekali sembahyang Jumaat dengan memakai serban itu ( ganjarannya ) sama dengan 70 kali sembahyang Jumaat dengan tidak memakai serban . Dan sembahyang dengan memakai serban itu ganjarannya sama dengan melakukan 10,000 kebaikan

Penjelasan : Hadis ini Palsu

Syihabuddin Ahmad bin Muhamamd Abdis Salaam Al-Manafi ( murid kepada Al-Hafiz As-Sakhaawi ) telah mengatakan bahawa semua riwayat yang berhubung dengan masalah ini adalah Maudhu atau Palsu , bukan termasuk hadis dari Nabi s.a.w.

Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 29


2. SEMBAHYANG DENGAN MEMAKAI SERBAN PUTIH


Ertinya : Sesungguhnya bagi Allah ada beberapa malaikat yang ditugaskan untuk menjaga pintu - pintu ( masjid ) jamik pada hari Jumaat . Mereka akan memohon maghfirah kepada Allah untuk orang - orang yang suka memakai serban putih .

Penjelasan : Hadis ini Palsu

Diriwayatkan oleh Khatiib tetapi dalam sanadnya ada rawi yang bernama Yahya bin Al-Yamani , dia adalah seorang yang suka meriwayatkan hadis - hadis yang 'bathil'

Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 31


3. DUA RAKAAT YANG DILAKUKAN OLEH ORANG YANG SUDAH BERKAHWIN ITU LEBIH BAIK DARIPADA ORANG YANG BELUM KAHWIN


Ertinya : Yang paling rugi di antara kamu ialah orang yang tidak berkeluarga ( bujang ). Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang sudah berkeluarga itu adalah lebih baik daripada 70 rakaat yang dilakukan oleh orang yang belum berkeluarga .

Penjelasan : Hadis ini Palsu

Dalam riwayat lain dikatakan : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang sudah kahwin itu lebih utama daripada 70 rakaat yang dilakukan oleh orang yang belum kahwin

Dalam sanad riwayat ini rawi yang bernama Mujaasy' . Dia suka meriwayatkan hadis - hadis 'Mungkar'.

Dalam riwayat lain pula dikatakan : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang yang sudah kahwin itu lebih baik daripada 82 rakaat yang dilakukan oleh orang yang belum kahwin.

Ibnu Hajar Al-Asqalaani mengatakan , "Riwayat ini 'Mungkar'"

Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 40



4. KHUSYUK DALAM SEMBAHYANG


Ertinya : Dari Ummi Salamah , dia berkata,"Adalah Nabi s.a.w. apabila beliau sedang bersembahyang orang yang ( melihatnya ) beranggapan bahawa sesungguhnya beliau hanya sebuah jasad yang tidak ada rohnya ".


Penjelasan : Hadis ini Palsu

Ibnu Hibban mengatakan : Hadis ini 'tidak ada asalnya' kerana dalam sanadnya ada rawi yang bernama Ja'far . Dia adalah seorang rawi yang biasa meroboh sesuatu berita , sehingga tidak ada keraguan lagi bahawa yang memalsukan hadis ini adalah rawi yang bernama Ja'far ini .
Ahmad bin Adi mengatakan : Ja'far adalah rawi yang dituduh suka memalsukan Hadis

ULASAN PENTERJEMAH:

Boleh jadi riwayat ini dijadikan oleh golongan tarikat sebagai dasar untuk lebih khusyuk dan Khudhu dalam mengerjakan sembahyang dan lain - lain ibadat.

Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 49



5. SUJUD SESUDAH SELESAI SEMBAHYANG


Ertinya : Telah berkata Abu Sa'iid , telah menjadi kebiasaan sebahagian orang yang melakukan sujud sesudah selesai sembahyang untuk berdoa .


Penjelasan : Sujud dalam bentuk ini tidak ada dalam ajaran Islam dan tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s.a.w., dan tidak pula dari sahabatnya . Perbuatan ini adalah Bid'ah. Imam Ghazali dalam kitabnya Ihyaa-u ' Uluumuddin menerangkan bahawa di antara kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebahagian orang awam ialah melakukan sujud pada waktu muazzin sedang qamat pada hari Jumaat . Perbuatan ini tidak ada sumbernya dari hadis Nabi yang sahih atau yang dhaif sekalipun.

Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 56


6. KELEBIHAN SEMBAHYANG DI MASJID NABI ( MASJID NABAWI )


Ertinya : Barang siapa yang bersembahyang di masjidku ( masjid Nabawi ) dengan 40 kali sembahyang dengan tidak putus - putus satu sembahyangpun , maka dia akan dicatat sebagai orang yang selamat dari api neraka , lepas dari azab siksaan serta bersih daripada nifak

Penjelasan : Hadis ini Daif

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Thabrani dengan sanad yang Daif dari jalan Abdir Rahman bin Abdir Rijaal dari Nabiith bin Amar dari Anas bin Malik

Muhammad Nashruddin Albani mengatakan : Hadis ini Daif kerana dalam sanadnya ada rawi yang bernama Nabiith bin ' Amar, dia tidak dikenali oleh para ahli hadis melainkan dalam riwayat ini sahaja.


Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 70


7. MEMBACA QUL HUALLAH HUAHAD SEBANYAK 100 KALI SESUDAH SEMBAHYANG SUBUH


Ertinya : Barang siapa yang mengerjakan sembahyang subuh sesudah itu dia membaca Qul Huallahu Ahad 100 kali sebelum dia berkata - kata , maka tiap - tiap kali dia membaca Qul Huallahu Ahad diampuni segala dosanya selama setahun


Penjelasan : Hadis ini Palsu

Diriwayatkan oleh Imam Thabrani , Hakkim dan Ibnu Asakir dari jalan Muhammad bin Abdir Rahman Al-Qusairi dari Asma binti Waa-illah bin Al-Asqa dia berkata : Apabila ayahku mengerjakan solat subuh, apabila dia telah selesai dia duduk duduk menghadap kiblat dan tidak berkata apa - apa sehingga terbit matahari , sehingga aku terpaksa berkata kepadanya akan sesuatu keperluan yang dikehendakinya . Tetapi beliau tidak menjawab sepatah kata pun . Setelah segalanya selesai barulah dia menjelaskan kepadaku isi hadis tersebut.

Muhammad Nashruddin Albaniy mengatakan : Imam haakim telah mendiamkan riwayat ini .

Al-Haitsaamy mengatakan : Dalam sanadnya ada rawi yang bernama : Muhammad bin Abdir Rahman , dia adalah seorang rawi yang Matruk .

Muhammad Nashrudin mengatakan : Rawi tersebut adalah seorang pendusta sebagaimana yang telah dikatakan oleh Al-Azdi

Ibnu Abi Haatim mengatakan : Aku telah bertanya kepada ayahku tentang riwayat hidup rawi ini , maka beliau berkata , dia adalah seorang rawi yang Matruk dan riwayatnya tidak boleh di pakai dan adalah seorang pendusta

Sumber: Himpunan Hadis-Hadis Lemah dan Palsu - Imam Bukhari - Syk Nurulhas - m.s. 87



8.Anggota akan khusyuk bila hati orang yang bersembahyang khusyuk

Al-Hakim At-Tirmizi * meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda :


Ertinya: Rasulullah s.a.w . melihat seorang laki - laki sedang mempermainkan janggutnya sedangkan dia dalam solat , maka Rasulullah s.a.w. bersabda : Jika hati orang ini khusyu' tentulah anggota - anggotanya khusyu '.

Kata Al-Albani : Hadith ini adalah Maudhu'

Dalam sanadnya terdapat Sulaiman bin ' Amru iaitu Abu Daud An-Nakha'iy yang menurut Ibnu ' Adiy ia disepakati membuat Hadith palsu .

*Al-Hakim At-Tirmizi bukanlah Imam At- Tirmizi . Beliau adalah pengarang kitab Nawadirul-Usul. Seorang Sufi. Dikatakan bahawa dalam kitabnya Khatamul-Walayah beliau berpendapat bahawa wali lebih agung daripada Nabi. Beliau dibuang dari Tirmiz dan beliau pergi ke Nisabur.

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 284

9.Doa kepada mu'minin dan mu'minat

Asy-Syaukani menyebutkan dalam Al-Fawaid bahawa Rasululullah s.a.w bersabda :


Ertinya: Barangsiapa yang mengerjakan satu solat yang ia tidak mendoa'kan padanya bagi Mu'minin dan Mu'minat maka solatnya kurang segala - galanya .

Hadith ini adalah Maudhu'. Di dalam sanadnya Nuh bin Zakwan tidak bernilai apa-apa ( laisa bisyai-in ) dan padanya ada seorang matruk . Demikian kata Asy - Syaukani .

Hadith riwayat Ad-Dailami dari Anas bin Malik. Dalam sanadnya terdapat Nuh bin Zakwan dan Suwaid bin Abdul Aziz.

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 287


10.Bersolat di sudut-sudut rumah

Al-Ghazali menyebutkan dalam kitab Al-'Ihya bahawa Rasulullah s.a.w bersabda :


Ertinya: Hai Abu Hurairah , bersolatlah di sudut - sudut rumahmu nescaya cahaya rumahmu di langit bagaikan bintang - bintang di sisi penduduk dunia.

Kata Al-'Iraqi : Hadith ini tiada asalnya

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 287



11.Solat orang yang berkahwin lebih utama dari orang bujang


Al-'Uqaili meriwayatkan dari Anas r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda :


Ertinya: Dua rakaat itu solat orang yang berkahwin lebih utama daipada tujuh puluh rakaat orang bujang .

Kata Ibnul- Jauzi dan Al-Albani : Hadith ini adalah maudhu'. Dalam sanadnya terdapat Mujasyi' bin 'Amru. Kata Al-'Uqaili : Hadithnya mungkar . Kata Ibnu Ma'in : Aku nampak ianya seorang pembohong. Kata Ibnu Hibban : Ia membuat Hadith atas orang - orang yang thiqah, tidak halal menyebutnya melainkan dengan menyebutkan cacat celanya. Dalam sanadnya pula terdapat Abdur-Rahman bin Zaid bin Aslam yang diuduh berbohong , meriwayatkan ajaib - ajaib dan Hadith - hadith Maudhu'

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 296



12.Rasulullah s.a.w senantiasa berqunut dalam solat subuh

Abdur-Razaq , Ibnu Abi Syaibah, Ah - Thahawi , Ad-Daruquthni , Al Hakim , Al-Baihaqi , Al- Baghawi dan Ahmad mentakhrijkan dari Rabi' bin Anas katanya :


Ertinya: Rasulullah s.a.w senantiasa berqunut dalam solat subuh sehingga beliau meninggal dunia.

Kata Al-Albani : Hadith ini mungkar . Hadith ini diriwayatkan juga oleh Ibnul-Jauzi dalam kitab Al-Wahiat. Dalam sanadnya terdapat Abu Ja'far ' Isa bin Mahan Ar-Razi seorang yang dha'if. Kata Ibnul Hanbal dan An-Nasai : ia tidak kuat . Kata Abu Zur'ah : Ia banyak wahamnya . Kata Al-Fallas : Hafalannya sangat jelek. Kata Ibnu Hibban : Ia meriwayatkan hadith - hadith mungkar dari orang - orang yang mashur . Hadith ini diriwayatkan dai jalan lain sebagai syahidnya oleh Ad Daruquthni dan al-Baihaqi tetapi dalam sanadnya terdapat dua orang yang matruk . Al-Baihaqi ada meriwayatkan dai jalan lain lagi tetapi dalam sanadnya terdapat perawi yang dha'if juga , bahkan matruk .

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 297


13.Menyapu muka apabila selesai solat

Ath-Thabarani meriwayatkan dari Anas r.a katanya :


Ertinya: Rasulullah s.a.w. apabila selesai solatnya , beliau menyapu dahinya dengan telapak tangan kanannya kemudian beliau berkata :


Hadith ini sangat dha'if. Demikian kata Al-Albani . Ia diriwayatkan juga oleh Ibnu Sam'un dari Salam Al-madini dari Zaid Al'Ammi dari Anas . Yang dituduh ialah Salam Al-Madaini iaitu Ath-Thawil seorang pembohong dan Zaid Al'-Ammi adalah seorang yang dha'if .

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 309


14.Menyapu dahi apabila selesai solat

Abu Nu'aim meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya :


Ertinya: Adalah Rasulullah s.a.w. apabila selesai solatnya beliau menyapu dahinya dengan telapak tangan kanannya kemudian melakukannya atas mukanya sampai ke janggutnya dan beliau berkata :

Hadith ini adalah Maudhu' . Demikian kata Al-Albani : Yang dituduh membuatnya ialah Daud bin Al-Muhabbar , iaitu pengarang kitab Al-'Aqlu seorang pembohong . Dan Al-Bazzar meriwayatkan dari Hadith Jabir dari riwayat Al-Fadhl bin 'Isa Ar-Raqasyi. Al-Fadhl ini adalah mungkar Hadithnya seperti yang dikatakan oleh Al-hafiz Ibnu Hajar Al-'Asqalani

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 310


15.Ibnu An-Najjar mentakhrijkan dari Ibnu Umar r.a bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda :


Ertinya: Satu solat dengan memakai serban menyamai dua puluh lima solat tanpa serban dan satu solat Jumaat dengan memakai serban menyamai tujuh puluh Jumaat tanpa serban , dan sesungguhnya para Malaikat pasti akan menyaksikan solat Jumaat dengan memakai serban dan mereka terus menerus bersalawat ke atas orang - orang yang memakai serban sampailah jatuh matahari

Kata Asy-Syaukani : Ini adalah Hadith Maudhu' seperti yang dikatakan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 324



16.Al-Albani menyebutkan dalam kitab Silsilah bahawa Rasulullah s.a.w bersabda :


Ertinya: Satu shalat dengan memakai serban lebih utama ( lebih baik ) daripada tujuh puluh rakaat tanpa serban

Kata Al-Albani : Saya melihat tulisan Al-Hafiz Ibnu Rajab Al-Hanbali atas sepotong ke atas At-Tirmizi ( 2/83), nashnya seperti berikut : Abu Abdullah yakni Ahmad bin Hambal ditanya orang mengenai seorang syaikh Nashibi yang dikenali sebagai Muhammad bin Nu'aim yang dikatakan ada meriwayatkan sebuah Hadith dari Sahal , dari bapanya , dari Abu Hurairah , dari Rasulullah s.a.w. mengenai Hadith di atas , maka beliau menjawab : Ini adalah pembohong dan Hadith ini adalah batil .

Sumber: Himpunan Hadis Dhaif dan Maudhu' (Jld 1) - Drs Abdul Ghani Azmi- m.s. 329

Thursday, July 1, 2010

Miskin atau kaya ujian Allah





Assalamualaikum warahmatullah,
Firman Allah SWT, "Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: “Tuhanku Telah memuliakanku.” Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku.”" (Surah Al-Fajr, ayat 15-16)
Meneliti kandungan ayat di atas Allah SWT telah memandu kita dalam memahami situasi kehidupan manusia dengan lebih tepat dan betul. Ini kerana sememangnya manusia sering menyalah tafsir apa yang terjadi di sekelilingnyaAntara perkara yang disalah tafsirkan ialah soal kaya dan miskin, senang dan susah.
Dua ayat dari surah Al-Fajr di atas secara jelas telah mendedahkan tentang dua kumpulan manusia yang selalunya wujud dalam masyarakat. Golongan itu ialah:
Golongan Pertama
Golongan yang dikurniakan kekayaan. Golongan ini adalah lapisan masyarakat yang hidup dalam keadaan serba mewah dan memiliki wang yang serba cukup untuk membeli apa sahaja yang terlintas di fikiran mereka. Mereka mendakwa bahawa nikmat kekayaan yang dimiliki adalah merupakan tanda kemuliaan dan rahmat Tuhan kepada mereka.
Oleh itu biasanya golongan ini sentiasa mempamerkan kelebihan mereka dari aspek material sama ada kenderaan, pakaian, makanan dan tempat kediaman mereka. Mereka juga hidup di kawasan yang setaraf dengan mereka dan jauh dari golongan miskin.
Termasuk di dalam golongan ini ialah mereka yang dikurniakan kedudukan dan kemenangan dalam merebut jawatan pemimpin sesebuah organisasi mahupun negara. Mereka mendakwa kedudukan tinggi ini adalah hasil kebenaran yang dibawa. Pihak yang kalah pula didakwa sebagai tanda kesalahan dan tiadanya perkenan dari Tuhan.
Daripada aspek sebuah masyarakat dan negara, kekayaan dan sumber alam yang melimpah ruah juga didakwa sebagai lambang rahmat dan punca kemajuan negara. Justeru para pemimpin seringkali mengaitkan kekayaan tersebut sebagai bukti kebaikan dan kebijaksanaan memerintah negara.
Namun demikian Allah SWT telah membetulkan persepsi di atas dengan firman-Nya yang bermaksud, "Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberikan kesenangan, Maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku.”" (Surah Al-Fajr, ayat 15)
Ayat ini menjelaskan tabiat majoriti manusia yang menilai kekayaan dan kesenangan yang dimiliki sama ada dari aspek material mahupun pangkat. Ia menjadi satu kemuliaan yang dikurniakan oleh Allah kepada mereka, sedangkan semuanya adalah merupakan satu ujian kepada mereka.
Apakah kekayaan itu diurus berpandukan syariat Allah atau sebaliknya? Seperti yang dihuraikan oleh Dr Wahbah Az-Zuhaili di dalam tafsirnya Al-Munir. Allah SWT menempelak mereka yang membuat dakwaan seperti di atas. Kerana pada hakikatnya kemuliaan di sisi Allah bukanlah diukur dari sudut kekayaan tetapi diukur menurut ketakwaan dan keimanan seseorang seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Katsir r.h di dalam tafsirnya. Jika kaya sepatutnya seseorang itu bersyukur dengan menambahkan amal kebajikan dan ibadah seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Katsir r.h di dalam tafsirnya. Ini kerana kekayaan dan kesenangan biasanya akan menghanyutkan manusia dan membawa mereka kepada kekufuran.
Aniaya
Lihat sahaja apa yang berlaku kepada Qarun. Akibat dari kekayaan melimpah ruah yang dikurniakan kepadanya telah menjerumuskannya ke lembah kekufuran kepada Allah.
Firman Allah SWT, "Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Nabi Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: “Janganlah kamu terlalu bangga! Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.”" (Surah Al-Qasas, ayat 76)
Juga apa yang berlaku kepada Firaun! Hasil segala kesenangan, kekayaan dan kedudukan yang dimiliki menyebabkan ia kufur kepada Allah. Malah dengan angkuh mengaku diri sebagai Tuhan yang amat berkuasa.
Sebagai muslim sewajarnya kita menyedari bahawa nikmat kekayaan dan kesenangan adalah ujian yang amat sukar untuk dihadapi oleh manusia. Ini kerana biasanya golongan kayalah yang selalunya hanyut dengan kehidupan dan sanggup melakukan apa sahaja demi menjamin keselamatan harta benda mereka.
Dalam sejarah kebangkitan Islam kita dapati golongan yang paling kuat menentang dakwah Nabi Muhammad SAW adalah datang dari kalangan bangsawan dan mereka yang berkedudukan di dalam masyarakat. Ini kerana kekayaan menyebabkan mereka sombong dan bongkak lantas tidak mahu menerima kebenaran.
Golongan Kedua
Golongan kedua pula ialah golongan miskin. Biasanya golongan ini mempunyai tanggapan bahawa kesempitan hidup dan kesusahan yang menimpa mereka adalah merupakan satu bentuk penghinaan yang telah ditakdirkan ke atas mereka. Selalunya mereka akan merasa rendah diri, tidak mahu berusaha dan sering meminta-minta. Akibat dari tanggapan sedemikian menyebabkan adanya kalangan golongan miskin yang tidak mahu mengabdikan diri kepada Allah kerana mereka buruk sangka kepada-Nya.
Justeru Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Hampir-hampir kemiskinan boleh membawa kepada kekufuran."
Allah telah menyatakan bahawa kemiskinan bukanlah tanda kebencian Tuhan atau penghinaan tetapi ia merupakan satu bentuk ujian kepada manusia. Sama ada ia dapat bersabar atau sebaliknya di dalam berhadapan dengan ujian ini. Firman Allah SWT, "Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku.”" (Surah Al-Fajr, ayat 16)
Ujian berbentuk kemiskinan juga amat sukar dihadapi oleh manusia kerana dengannya menyebabkan manusia terlalu bergantung kepada manusia yang lain dan hilang pergantungan dengan Yang Maha Pencipta.
Kemiskinan boleh menyebabkan seseorang itu melakukan apa sahaja demi mendapat sesuap nasi. Meskipun apa yang dilakukan adalah haram. Kemiskinan juga boleh menjadikan seseorang menurut apa sahaja kehendak orang yang berkuasa ke atasnya meskipun jelas ia adalah bertentangan dengan syariat Allah. Di dalam sejarah tamadun manusia pemerintah yang kejam dan zalim menjadikan kemiskinan sebagai senjata untuk mengongkong dan memeras ugut rakyat agar terus memberikan sokongan kepadanya.
Kesimpulannya, kekayaan dan kemiskinan kedua-duanya adalah merupakan ujian kepada manusia di dunia ini. Bagi yang kaya, kekayaan boleh menghanyutkan mereka dalam arus kemurkaan Allah. Namun sebaliknya, jika kekayaan digunakan sebaik-baiknya, ia boleh menjadi pendorong kepada ketakwaan kepada Allah SWT.
Sebabnya, dengan kekayaan akan memberikan seseorang ruang seluas-luasnya untuk bersedekah dan mendermakan harta ke jalan meningkatkan syiar Islam. Kemiskinan pula boleh menjadikan seseorang terdorong melanggar larangan Allah semata-mata untuk memperolehi harta kekayaan.
Namun kemiskinan juga boleh menjadikan seseorang sentiasa insaf, ingat kepada Allah dan bergantung dengan-Nya sepanjang masa. Malah Rasulullah SAW amat suka berdampingan dengan golongan miskin kerana ia boleh melembutkan hati dan menyuburkan sifat tawaduk dan rendah diri.
* ZURIDAN MOHD. DAUD ialah Pengarah Pusat Islam & Pembangunan Insan, Universiti Malaysia Pahang, Kuantan, Pahang.

Vaksin Kemurungan - Bersangka Baik Kepada Allah


Mencegah itu lebih baik dari mengubat, maka sebab itu lah saintis berlumba-lumba mencipta pelbagai jenis vaksin untuk membantu manusia mengelak dari dijangkiti oleh penyakit-penyakit tertentu seperti campak dan juga selsema. Apa yang dilakukan oleh saintis ini adalah dengan membiakkan virus pembawa penyakit yang lemah dan apabila virus itu dimasukkan masuk kedalam tubuh badan manusia melalui suntikan atau oral, sistem imunisasi badan manusia akan dapat mengenal pasti penyakit tersebut dan boleh mencipta antibodi secara semulajadi sebagai persediaan untuk menghadapi virus yang sebenarnya.

Dengan kemajuan yang teramat moden didalam bidang perubatan, hingga kini masih tiada lagi vaksin untuk kemurungan dicipta. Ubat untuk kemurungan itu sendiri sudah berlambak-lambak dipasaran seperti Prozac, Zoloft atau Effexor akan tetapi mengapa perlu berubat lebih diutamakan jika mencegah itu adalah yang terbaik? Hakikatnya adalah, vaksin untuk kemurungan tidak boleh dicipta oleh saintis kerana penyakit kemurungan itu bukanlah dari kuman atau virus, ianya dari pemikiran.

Menurut Persatuan Psykiatri Malaysia, menerusi artikel dilaman web mereka menyatakan bahawa

antara sebab penyakit kemurungan melanda seseorang individu itu adalah akibat tekanan daripada sesuatu situasi atau persekitaran dan kejadian tertentu, rasa rendah diri ataupun disebabkan penyakit fizikal yang kronik atau serius.
Tekanan, stress atau rendah diri ini datangnya dari cara pemikiran manusia itu sendiri yang menterjemahkan sesuatu situasi atau keadaan tersebut. Jika persepsi seseorang terhadap situasi itu adalah buruk atau menakutkan, maka sudah pasti mereka akan tertekan dan ini menjadi "anak benih" kepada kemurungan. Dengan di"bajai" oleh pemikiran yang sama secara berterusan dan di"sirami" dengan linangan air mata maka "pokok" kemurungan yang serius ini akan membesar dengan suburnya.


Vaksin atau pelindung yang paling mudah dan percuma untuk mencegah kemurungan adalah dengan mengubah persepsi atau pandangan kita terhadap sesuatu kejadian itu. Sebagai umat Islam yang beriman dan mengaku bahawa Allah itu yang maha Esa, Pencipta, Pengasih dan Penyayang maka semua yang berlaku itu adalah dariNya. Allah jualah yang esa menciptakan kejadian tersebut dan menyebabkan ianya melanda atau menimpa diri kita. Akan tetapi sudah menjadi kebiasaan manusia yang telah dicorakkan mindanya untuk menumpukan perhatian lebih kepada keburukan, oleh sebab itulah manusia lebih melihat keburukan berbanding kebaikan terhadap kejadian yang berlaku.

Jika sesuatu kejadian itu hanya ada keburukan, maka sifat Allah yang maha pengasih dan penyayang itu hanya layak dicampakkan kedalam tong sampah sahaja. Berita-berita buruk, pembunuhan, rompakan, perceraian adalah resepi utama media masa kini untuk mencipta sensasi, melariskan khidmat mereka dan mengaut keuntungan dan ini secara tidak langsung mencorak minda separuh sedar masyarakat untuk lebih fokus kepada ketakutan dan keburukan. Jika manusia boleh melatih diri menjadi pemerhati yang hebat kepada minda mereka sendiri, manusia akan lebih berupaya dan berkuasa memilih persepsi yang lebih membawa kebaikan terhadap sesuatu situasi atau kejadian itu. Ini akan memberi latihan baru kepada minda separuh sedar yang sudah terbiasa dengan melihat keburukan agar lebih melihat kepada kebaikan. Apabila kita selalu melihat kebaikan dari keburukan maka vaksin untuk kemurungan akan terbina dengan sendirinya didalam tubuh badan manusia.

Terdapat tiga prinsip yang boleh diamalkan didalam kehidupan seseorang manusia itu yang mana pada pendapat saya, ianya boleh memastikan "vaksin kemurungan" didalam tubuh badan manusia itu akan sentiasa berada pada tahap yang tinggi, semakin jauh manusia dari stress, tekanan atau kemurungan maka semakin lebih baik seseorang manusia itu boleh berfikir lantas membuat pilihan-pilihan yang lebih bijak didalam kehidupannya. Tiga prinsip tersebut adalah;


Semuanya Salah Aku.

Pada pendapat saya, kebanyakan kejadian yang berlaku didalam hidup seseorang itu adalah hasil dari perbuatan mereka sendiri. Mungkin ramai yang tidak boleh menerima kenyataan ini kerana bagi kebanyakan manusia, mereka hanyalah mangsa kejadian, semua ini adalah takdir dan tidak mampu untuk mengelak atau mengubahnya. Rata-rata manusia mereka menganggap tuhan telah mencipta "mesin gergasi" iaitu dunia ini dan mereka hanyalah salah satu dari gear yang berputar dan apabila "gear" bersebelahan berputar, mereka juga turut berputar dan tidak mampu melakukan apa-apa dan hanya menjadi mangsa.

Amat pelik dan barangkali sukar untuk menerima untuk menyalahkan diri sendiri, akan tetapi jika manusia berani mengubah persepsi mereka terhadap semua kejadian yang menimpa baik yang positif atau negatif, ianya akan memberikan dua impak yang utama, pertamanya mereka akan lebih bertanggungjawab terhadap tingkah laku dan perbuatan mereka dan keduanya mereka lebih berkuasa mencipta realiti hidup mereka sendiri. Manusia akhir zaman hanya kebanyakan mengambil Allah itu sebagai tuhan tetapi tidak percaya yang Allah itu maha adil. Jika kita melakukan kejahatan atau kerosakan dimuka bumi ini, adakah kita tidak akan dibalas atau dihukum diatas perbuatan kita itu sendiri?


Jika kamu berbuat kebaikan, (maka faedah) kebaikan yang kamu lakukan adalah untuk diri kamu dan jika kamu berbuat kejahatan, maka (kesannya yang buruk) berbalik kepada diri kamu juga. (Al-Isra 17:7)
Ramai akan berkata, "Mana ada aku buat jahat, seingat aku tak pernah pun aku menyakiti orang lain secara fizikal mahupun dengan kata-kata", soalan yang menyusul pula adalah; "Adakah kita ingat semua tingkahlaku dan perbuatan kita dari akil baligh sehingga sekarang", sedangkan baju apa yang kita pakai 2-3 hari lepas pun ada kalanya perlu berfikir sejenak untuk mengingatinya, ini kan pula perbuatan kita 2-3 bulan, 2-3 tahun dari sekarang, kita tidak boleh ingat akan kesemuanya. Akan tetapi ada makhluk lain yang ingat, iaitu malaikat diatas bahu yang mencatitkan dengan terperincinya setiap perbuatan dan percakapan kita. Mungkin memang kita tidak pernah melukakan manusia lain hingga berdarah akan tetapi lidah kita ini sebagai contohnya, amat bahaya malah lebih tajam dari bilah pedang.
“Telah nampak kerosakan di darat dan dilaut akibat perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” [Surah ar-Rum 30: 41).


Tidak semestinya jika kita tumbuk manusia lain dan kita juga menerima balasan dari manusia yang sama atau balasan yang sama. Kita semua adalah tenaga dan tenaga berubah dari satu bentuk kepada bentuk yang lain dan boleh beralih dari satu medium kepada medium yang lain makatenaga negatif yang kita lemparkan itu akan berbalik kepada diri kita sendiri satu hari nanti. Ada juga perbuatan tidak baik yang kita lakukan tanpa sedar telah menyebabkan kita menyakiti, menindas atau menyusahkan orang lain, umpamanya mengambil rasuah untuk sesuatu projek yang mana menyebabkan kontraktor yang menyiapkan projek tanpa kualiti yang baik, roboh bumbung contohnya dan kemudiannya mencederakan manusia lain.Berpakaian seksi menyebabkan lelaki terpandang dan terlanggar tiang. Ber"couple" kononnya cara islam dan berjalan dikhalayak ramai yang memberi contoh kepada adik-adik yang sedang membesar dan satu hari mereka akan mengikutnya. Menerima riba' yang mana menggalakkan perhambaan jenis baru yang menindas semua umat manusia.

Ini hanyalah contoh-contoh yang boleh dikatakan sebagai norma-norma bagi masyarakat kita, maka tiada terdetik sedikit pun dihati bahawa ia adalah antara perbuatan berdosa yang tidak kelihatan dan kita dengan sombong bercampur hairan berkata "aku tak buat jahat pun, mengapa Allah menimpa diriku dengan musibah ini?". Ini juga berbalik kepada cara pemikiran masyarakat kita diacu atau dibentuk, contohnya makan babi lebih teruk dari makan riba' padahal Allah dan Nabi memerangi mereka yang terlibat dengan riba'. Menikmati pulangan pelaburan riba', memberi, mencatatkan transaksi atau menjadi saksi kepada terlibat dengan riba' itu tidak seteruk berzina padahal dosa riba itu lebih teruk dari berzina dengan ibu sendiri.

Bersyukurlah kepada Allah jika kita dibalas didunia dengan musibah dan bala bencana kerana inilah caranya Allah mengampunkan dosa-dosa kita yang lepas-lepas. Allah menyayangi kita dan tidak mahu kita dihukum dineraka yang mana siksaannya tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Jika kita berani mengambil prinsip ini maka impak kedua yang menyusul adalah manusia itu lebih berkuasa mencipta realiti hidup mereka sendiri.

Apa yang lebih hebat diinginkan oleh seseorang manusia itu didunia ini dari kegembiraan, baik dari segi rohani ataupun jasmani. Dengan lebih berhati-hati, sedar dan sentiasa menjadi pemerhati yang hebat terhadap fikiran kita pada setiap ketika yang mana kemudiannya menjadi perbuatan dan tingkah laku, jadi sebelum kita bertindak melakukan sesuatu itu, contohnya sebelum menghina seseorang, akan terdetik dihati, "eh... jangan hina dia, suatu hari nanti aku juga akan dihina", maka dari keinginan untuk menghina, akan beralihkan keinginan untuk simpati, prihatin atau memaafkan dan ini akan berbalik atau dibalas kepada diri kita sendiri suatu hari nanti.

Mungkin akan tiba dikemudian hari contohnya bilamana kita terbuat kesilapan semasa kerja, dan bos kita akan memarahi dan menggertak untuk memberhentikan kita, maka dari perbuatan kita yang lepas ianya kembali kepada diri kita sendiri maka timbullah rasa tertekan, stress dan tersemailah benih kemurungan. Jika kita boleh terima konsep "semuanya salah aku" dan sentiasa berbuat baik sesama manusia sebelum ini, maka bos kita yang mungkin sebelum ini pemarah dan pembengis mungkin akan berlembut hati terhadap kita. Allah amat berkuasa merencanakan dunia ini untuk membantu umatnya yang bertaqwa dan perbuatan kita yang lepas-lepas akan berbalik kepada diri sendiri. Buat baik dibalas baik dan sebaliknya.


Bukankah tidak ada balasan bagi amal yang baik melainkan balasan yang baik juga? (Al-Rahman 55:60)




Allah Ingin Memberi Yang Lebih Baik Lagi.

Adakalanya kita kecewa apabila sesuatu yang kita hajati itu tidak kesampaian, sebagai contohnya apabila kekasih yang disayangi tidak berjaya dimiliki. Kesedihan akibat dari kegagalan untuk bersatu baik ditinggalkan atau halangan keluarga selalunya akan menular kepada kemurungan yang serius. Jika kita boleh ubah persepsi kita dengan menganggap bahawa Allah ingin memberi kita seorang insan yang lebih baik lagi, maka mungkin kesedihan yang melanda itu akan reda dengan segeranya. Siapa yang tidak sedih apabila putus bercinta akan tetapi jika kita percaya yang Allah itu maha pengasih dan penyayang maka kita sebaliknya akan tersenyum gembira menanti siapakah agaknya sidia yang akan digantikan oleh Allah itu.

Bukan sekadar percintaan sahaja, jika permohonan melanjutkan pelajaran ditolak, gagal temuduga kerja, tidak dinaikkan pangkat dan sebagainya, dengan mengubah persepsi kita bahawa Allah mahu memberi yang terbaik, kita akan menjadi manusia yang lebih bertakwa dan pastinya rezeki atau ganjaran yang tidak disangka-sangka akan pasti menjelma.


Sesiapa yang bertakwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya), nescaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya). Serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya).(At-Talaq 65:2,3)


Masalah yang melanda manusia adalah lebih mudah menjadi marah, kecil hati, bersedih dan sebagainya terhadap apa yang berlaku yang mana itu sahaja sudah cukup untuk menunjukkan ketidak syukuran kita kepada Allah. Disebabkan kita bersikap negatif maka bertambah-tambah lagilah perkara-perkara negatif yang melanda dan akibatnya semakin tertekan dan menjadi murung.


Allah Ingin Mengubah Haluan Hidup Kita Agar Mencapai Apa Yang Dihajati.

Adakalanya kita berhajatkan sesuatu akan tetapi untuk Allah mengurniakannya kepada kita, sesuatu kejadian buruk harus berlaku. Jika baca pengalaman saya untuk mendapatkan anak perempuan, walaupun ianya hanya hipotesis saya sahaja, sekarang saya dan isteri sering tersenyum mengenangkan kisah lalu yang mana telah memberikan apa yang kami hajati. Lagi satu kejadian yang berlaku pada diri saya sendiri adalah bila mana terjadi satu peristiwa yang menimbulkan kekecewaan yang mendalam dan memaksa saya seolah-olah ber"judi" mencari kerja diluar negara. Alhamdulillah sekarang ini saya amat sukakan kerjaya saya ini, bukan sahaja mampu menghabiskan hutang malah boleh berkongsi ilmu dengan insan lain. Memang dari kecil lagi saya selalu memikirkan bagaimana caranya saya boleh membantu manusia, alhamdulillah salah satu caranya telah kelihatan iaitu melalui perkongsian ilmu disini. Semuanya akibat dari peristiwa buruk yang melanda.

Saya percaya jika setiap diri kita ini merenung seketika kisah masa silam pasti ada peristiwa yang sama berlaku pada setiap individu yang mana dari peristiwa yang buruk berkesudahan dengan kebaikan. Kebanyakan kita tidak perasankan ianya kerana mungkin idea ini tidak pernah timbul di pemikiran ataupun jarak masanya yang agak jauh akan tetapi jik akita ikuti rentetan-rentetan hidup, pasti kita akan berterimakasih kepada Allah yang maha penyayang. 


Allah Mahu menduga HambaNya.

Jika kita yakin yang kita tidak melakukan dosa-dosa, jika kita rasa sudah mendapat apa yang dihajati akan tetapi dugaan masih melanda, itu sudah cukup untuk memberi kita perasaan gembiran yang teramat sangat kerana Allah mahu menduga kita. Sedangkan para Nabi yang punyai tahap keimanan yang tinggi juga, inikan pula kita manusia biasa.


Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk Syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan) seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu daripada kamu? Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan hartabenda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah? Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada agama Allah). (AlBaqarah 2:214)
Jadi, walau dari segi dan sudut mana sekalipun kita lihat musibah yang terjadi itu, ada hikmah disebaliknya yang kita tidak boleh nampak, maka tiada sebab sebenarnya untuk manusia itu mengidap kemurungan yang serius.
“Sesungguhnya Kami akan menimpakan cubaan ke atas kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, iaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn.” (Surah al-Baqarah 2:155-156).

Masaalahnya umat manusia kini, oleh kerana dilahirkan Islam, walau tidak berpegang pada ajaran Islam secara keseluruhannya tetap melabelkan setiap kejadian itu sebagai dugaan dan bukan salah silap mereka sendiri. Pada pendapat saya jika kita punyai iman hanya sekadar bin atau binti pada kad pengenalan, perkara buruk yang melanda itu bukan dugaan, akan tetapi "penangan" nipisnya iman kita itu.


Keempat-empat prinsip ini terutamanya prinsip "semuanya salah aku" akan menjadikan seseorang manusia itu menjadi lebih bertanggungjawab terhadap kehidupan mereka sendiri dan bukanlah hanya menganggap diri hanya mangsa keadaan. Perubahan pasti akan timbul jika kita berani mengambil pendirian ini, akan tetapi kesabaran amat perlu kerana dari mula kita mengubah pendirian untuk bersabar dan bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi, walaupun kita sudah berhati-hati keatas tindakan dan tingkah laku, kesan dari dosa-dosa yang terdahulu iaitu apa yng digelar "backlash" akan masih melanda diri. Akan tetapi jika kita bersabar sehingga "backlash" itu habis maka perubahan ketara didalam hiudp kita akan terasa. Ianyanya juga menjadikan diri seseorang manusia itu lebih berkuasa mencipta realiti kehidupan yang diingininya atau setidak-tidaknya meramalkan suasana kehidupan mereka dimasa akan datang baik didunia mahu pun diakhirat kelak, hasil dari tingkah laku dan perbuatan mereka sendiri.

Berdasar pada konsep ini jugalah minat saya kepada fizik kuantum amat mendalam kerana jika semua manusia faham akan cerita disebalik perilaku zarah sub-atomic itu sendiri, semua manusia akan meletakkan semua perkara yang berlaku didalam hidup mereka adalah kerana mereka sendiri yang mahu melihatnya baik secara sedar atau tidak.

Konsep yang sama juga terselindung disebalik puasa selama sebulan yang mana bila mana kita boleh bersabar dan mengubah tingkah tingkah laku kita, puasa yang sebulan itu mampu mengubah diri kita baik dari segi fizikal dan mental agar menjadi manusia yang lebih mulia. Akan tetapi rata-rata muslim akhir zaman ini hanya mendapat lapar dan dahaga kerana sikap buruk masih berleluasa, contohnya pembaziran makanan, lahap ketika berbuka, masih maki hamun ketika puasa dan yang paling teruk lagi tidak langsung bersolat. Keimanan kita juga akan berlipatkali ganda kerana pertamanya kita tahu Allah amat menyayangi diri kita dan mahu membalas dan mengampunkan dosanya semasa masih didunia ini lagi dan keduanya Allah senantiasa mahu memberi kita yang terbaik. Begitu juga dengan dugaan terhadap mereka yang beriman.

Kita tidak tahu akan takdir kita akan tetapi jika hanya berserah kepada takdir dan menganggap diri tidak bersalah hanyalah satu cara untuk lari dari tanggungjawab dan merendahkan nilai diri manusia itu sendiri. Mereka yang berani bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi kepada diri mereka adalah mereka yang akan lebih berjaya didalam hidup dan insyaallah di akhirat kerana tidak semestinya berjaya didunia akan disusuli diakhirat.

Falsafah barat menganggap dunia ini ibarat mesin gergasi dan kita hanyalah salah satu gear didalamnya yang berputar dan apabila gear sebelah berputar, kita hanya menjadi mangsa menerima sahaja arah putaran yang diberikan oleh gear bersebelahan. Akan tetapi Allah mengurniakan kita dengan frontal lobe yang membezakan manusia dan haiwan yang mana memberi kelebihan kita untuk membuat pilihan, pilihan untuk berputar kearah mana dan inilah yang amanah Allah sebagai khalifah dimuka bumi ini. Pilihan terletak pada diri sendiri, menjadi sedih dan murung atau gembira dan bersyukur. 

Manusia amat berkuasa untuk mencipta realiti hidupnya sendiri jadi terpulanglah samada ingin menjadi peneraju atau sekadar mangsa didalam kehidupan. Akan tetapi tiada yang percuma didalam hidup ini, harga yang terpaksa dibayar adalah berani bertanggungjawab dan juga beriman sepenuhnya dengan mengikut landasan yang Allah dan Nabi berikan dan bukan ambil sedikit dan tinggalkan banyak. Sebab itulah umat islam dahulu menerajui dunia dan umat islam akhir zaman ini hanya menjadi "makanan" lahap kafirun. Perubahan bermula dari dalam diri sendiri, dari fikiran yang mana akan menjadi perbuatan dan realiti hidup kita ini. Maka bersangka-baiklah kepada Allah kerana sesungguhnya Allah itu maha pengasih lagi penyayang dan tidak akan mensia-siakan hambanya, dari Allah kita datang dan kepada Allah jualah kita akan dikembalikan.

Sumber : http://syurgadidunia.blogspot.com/2010/04/vaksin-kemurungan-bersangka-baik-kepada.html